Beijing (ANTARA) - Legenda bola basket China Yao Ming, pada Kamis (31/10) mengundurkan diri sebagai presiden Asosiasi Bola Basket China (Chinese Basketball Association/CBA) dan wakil ketua Guo Zhenming ditunjuk sebagai penggantinya.
Mantan center Houston Rockets All-Star tersebut pertama kali terpilih sebagai presiden CBA pada Februari 2017 dan kemudian menjadi ketua dewan CBA Company.
Yao terpilih kembali sebagai presiden CBA pada Desember 2022, menandai masa jabatan lebih dari tujuh tahun dengan berbagai prestasi dan kemunduran bagi bola basket China.
Di bawah kepemimpinannya, tim nasional putri negeri Tirai Bambu ini mencapai kesuksesan luar biasa dengan memenangkan medali emas di dua Asian Games berturut-turut di Jakarta dan Hangzhou, sekaligus menyamai hasil terbaiknya di Piala Dunia Putri FIBA dengan menjadi runner-up pada 2022.
Namun prestasi tim putri China ini berbanding terbalik dengan tim nasional putra yang menghadapi sejumlah tantangan, yakni gagal lolos ke Olimpiade Tokyo dan Paris serta gagal masuk 16 besar di Piala Dunia FIBA pada 2019 dan 2023.
Dalam sebuah wawancara dengan Xinhua, Yao Ming menyebut masa jabatannya sebagai presiden CBA diwarnai dengan catatan prestasi sekaligus kekecewaan. Ia mengatakan keputusannya untuk mengundurkan diri itu sebagai "langkah strategis" yang memungkinkan kelancaran transisi bagi kepemimpinan berikutnya, memastikan bahwa mereka dapat mengelola siklus Olimpiade secara efektif.
Yao menegaskan bahwa komitmen terhadap bola basket tetap kuat dan optimis untuk berkontribusi pada bola basket dalam berbagai kapasitas di masa mendatang. Ia menyoroti pentingnya berbagai aspek dalam mengembangkan olahraga di China, termasuk komunikasi internasional, layanan masyarakat, pelatihan pemuda, dan penelitian industri.
"Baik di masa lalu, sekarang, atau masa depan, bola basket selalu menjadi hasrat saya. Saya berharap semua orang akan terus mendukung bola basket China bersama saya di masa mendatang," kata Yao.
Sementara itu pengganti Yao, Guo, yang telah bekerja dengan CBA sejak 2022, memuji upaya Yao selama reformasi CBA sejak 2017.
Guo mengakui adanya tekanan yang signifikan setelah mengambil alih pimpinan CBA dari Yao. "Di satu sisi, pengaruh unik Yao dan kemampuan untuk mengintegrasikan sumber daya dalam komunitas bola basket tidak tertandingi," katanya.
"Di sisi lain, ketika membandingkan situasi kita dengan inisiatif nasional yang diarahkan untuk menghidupkan kembali target menjadikan China sebagai pusat kekuatan olahraga pada tahun 2035, kita masih memiliki jalan yang cukup panjang."
Guo menekankan bahwa dengan populasi inti bola basket sebesar 76 juta dan fondasi yang kuat, ada harapan tinggi berdasarkan keberhasilan masa lalu, yang menghadirkan tekanan dan tantangan di masa depan.
Ke depannya, Guo menyatakan keyakinannya yang kuat terhadap masa depan bola basket China. "Kami bertekad untuk membangun fondasi yang diletakkan oleh Yao, mendorong kolaborasi untuk menciptakan lingkungan yang dinamis yang memperdalam reformasi bola basket," demikian Guo menuturkan.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024