"Mengapa pelajar Indonesia harus tertarik untuk belajar di Eropa? Ada tiga alasan menarik," kata Dubes Denis saat membuka pameran.
Denis menyebut tiga keutamaan dan keuntungan yang dapat diperoleh para pelajar Indonesia saat menempuh studi di negara-negara Eropa yakni pertama pendidikan yang berkualitas, kedua, gaya hidup terbaik yang dapat dinikmati selama studi di kawasan tersebut dan ketiga, pendidikan yang dapat diakses secara universal.
Terkait pendidikan yang berkualitas, Denis menilai pendidikan di Eropa berkualitas karena universitas-universitas di kawasan itu mengembangkan metode dan peralatan terkini, serta perpustakaan dan fasilitas terbaik.
Kampus-kampus Eropa juga mendorong penelitian yang merupakan elemen yang sangat penting dalam pendidikan.
"Kami memiliki banyak universitas yang telah berdiri selama berabad-abad, dan universitas-universitas tersebut terus berkembang, berinvestasi dan terus dikaji. Kami juga menjalankan proses yang disebut Bologna Process, yang berupaya menyelaraskan sekaligus menguji kualitas universitas-universitas tersebut," katanya.
Keutamaan berikutnya adalah bahwa dengan menempuh studi di negara-negara Eropa, para pelajar Indonesia juga dapat menikmati gaya hidup Eropa, yang disebut sebagai kawasan dengan gaya hidup terbaik di dunia, menurut laporan Bank Dunia beberapa tahun lalu.
"Jika Anda memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika, maka Uni Eropa juga sama, Bersatu dalam keberagaman," kata dia Denis menjelaskan.
"Anda dapat mencoba berbagai makanan dan budaya yang berbeda. Anda dapat berada di Roma pada suatu hari, di Paris pada hari berikutnya, dan di hari ketiga di Berlin atau Madrid. Ini unik," tambahnya.
Selain itu, para mahasiswa yang datang ke EU tidak hanya dapat menikmati kehidupan di universitas, melalui program Erasmus mereka dapat mengikuti kegiatan pertukaran pelajar dan belajar di dua negara. Mereka juga dapat bepergian ke seluruh wilayah Schengen, kata dia lebih lanjut.
Sementara itu, keutamaan lain belajar di negara-negara Eropa adalah bahwa pendidikan di kawasan tersebut dapat diakses secara universal.
"Hanya di Eropa kita memiliki dana untuk pendidikan publik. Jadi, semua negara anggota berinvestasi besar-besaran dan para pelajar yang datang dapat memperoleh manfaat dari itu," katanya.
"Bahkan untuk hal yang tidak berkaitan dengan pendidikan, misalnya kesehatan. Jika Anda sakit di salah satu negara yang sering menerima mahasiswa Indonesia, biayanya bisa 10 kali lipat atau 100 kali lipat dari biaya di Eropa karena di Eropa pada dasarnya kesehatan itu gratis," tambahnya.
Selain itu, negara-negara Eropa juga memberikan banyak peluang beasiswa bagi para pelajar Indonesia.
"Baik melalui program Erasmus atau program negara anggota, kami menawarkan kepada satu dari empat siswa beasiswa untuk belajar di Eropa. Kami adalah donor terbesar dalam hal beasiswa dibandingkan dengan rasio siswa yang pergi. Dan itu sangat penting," kata Denis merujuk Erasmus sebagai program pertukaran pelajar dan pemberian beasiswa bagi para pelajar.
Pameran EHEF sendiri pada tahun ini merupakan pameran edisi ke-16 yang menghadirkan beragam peluang pendidikan tinggi di seluruh Eropa.
Tahun ini, EHEF digelar di Jakarta pada 2-3 November 2024, setelah sebelumnya diselenggarakan di Yogyakarta pada 30 Oktober 2024, yang dihadiri oleh 2.400 pengunjung.
EHEF diselenggarakan setiap tahun oleh Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam sejak 2008.
Pameran tersebut diikuti oleh perguruan tinggi Eropa, perwakilan negara anggota Uni Eropa serta delegasi Uni Eropa.
Setiap tahun, pameran tersebut dikunjungi oleh antara 15.000-20.000 pengunjung dan diikuti oleh sekitar 100 institusi Eropa.
Baca juga: Dubes Uni Eropa beri kuliah umum di Undip
Baca juga: Bappenas-Uni Eropa luncurkan Publikasi Kerja Sama RI-EU 2024-2025
Pewarta: Katriana
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024