Jenewa (ANTARA) - Badan cuaca Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Jumat (1/11) menyatakan banjir di Spanyol, yang dilaporkan telah merenggut lebih dari 158 nyawa, merupakan salah satu dari banyak bencana cuaca ekstrem yang terjadi secara global.
Juru bicara Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), Clare Nullis, mengatakan dalam konferensi pers PBB, "Tahun ini, hampir setiap minggu, kita melihat gambar-gambar yang mengejutkan seperti ini."
Ia menambahkan, "Hujan deras yang memecahkan rekor dan banjir bandang yang melanda Spanyol, menyebabkan puluhan korban jiwa, gangguan besar, dan kerugian ekonomi yang masif, adalah rangkaian terbaru dari bencana banjir yang menghantam masyarakat di seluruh dunia."
Dunia, ujarnya, sedang menghadapi masalah yang meningkat, baik karena kelebihan air maupun kekurangan air.
Ia menyebutkan bahwa setiap kenaikan satu derajat suhu udara dapat meningkatkan kapasitas udara jenuh untuk menampung uap air sebesar 7 persen seiring dengan pemanasan iklim global.
Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) melaporkan bahwa peristiwa cuaca ekstrem yang menyebabkan banjir dan kekeringan telah menjadi lebih mungkin dan lebih parah.
Peristiwa-peristiwa itu bisa terjadi akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia terkait dengan polusi atau lingkungan, kata juru bicara WMO tersebut.
"Badai parah serupa telah terjadi di cekungan Mediterania di masa lalu, menunjukkan kerentanan kawasan tersebut terhadap peristiwa semacam itu," ujar Nullis.
Badai hebat di Spanyol mengakibatkan curah hujan setara dengan jumlah hujan setahun hanya dalam beberapa jam, serta menyebabkan sungai meluap dan memicu banjir bandang di wilayah Valencia, Spanyol.
Jalan-jalan dengan cepat berubah menjadi sungai yang berarus deras.
Kepala pemantauan iklim WMO, Omar Baddour, mengatakan dalam konferensi pers yang sama: bahwa cekungan Mediterania rentan terhadap badai parah dan siklon berat sepanjang tahun, terutama pada akhir musim panas.
Kedatangan udara dingin berdampak pada wilayah kecil di atas Spanyol, Portugal, Maroko Utara, dan Prancis.
"Ini menciptakan ketidakstabilan atmosfer dalam istilah meteorologi, yang menyebabkan awan besar dan hujan deras di lokasi yang sangat terbatas. Fenomena ini luas terjadi di kawasan Mediterania. Banyak badai parah seperti ini terjadi pada masa lalu."
Pemerintah Spanyol telah menyatakan tiga hari masa berkabung nasional.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Badai di Spanyol tewaskan 158 orang, pencarian korban terus berlanjut
Baca juga: Perubahan iklim picu 10 bencana paling mematikan di 2 dekade terakhir
Hujan setahun turun dalam sehari, Spanyol dilanda banjir terbesar
Penerjemah: Primayanti
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024