masyarakat tetap direkomendasikan untuk selalu mengenakan masker saat di luar ruanganJakarta (ANTARA) - Kualitas udara di DKI Jakarta pada Sabtu (2/11) pagi berada dalam kategori tidak sehat dan menempati peringkat kelima sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia versi situs pemantau kualitas udara IQAir.
Masih dari data tersebut yang dipantau pada pukul 07.00 WIB, Indeks Kualitas Udara atau Air Quality Index (AQI) di Jakarta berada di angka 166, dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2,5 sebesar 77 mikrogram per meter kubik.
Baca juga: KLH tertibkan industri pengguna boiler batu bara, atasi polusi Jakarta
Konsentrasi tersebut setara 15.4 kali dari nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pada peringkat pertama, kota dengan kualitas udara terburuk dunia, yakni Lahore, Pakistan dengan indeks kualitas udara di angka 299, kemudian Kolkata, India pada peringkat kedua dengan indeks di angka 290, serta Delhi, India berada pada peringkat ketiga dengan indeks 282.
Baca juga: Integrasi data dan sumber emisi diminta jadi dasar atasi polusi udara
Ketiga kota tersebut tercatat memiliki indeks kualitas udara yang jauh lebih tinggi dengan kategori kualitas udara sangat tidak sehat, jika dibandingkan dengan Jakarta, Indonesia.
Namun demikian, masyarakat tetap direkomendasikan untuk selalu mengenakan masker saat di luar ruangan, menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor dan menyalakan penyaring udara.
Baca juga: Pemkab uji emisi kendaraan tekan pencemaran udara di Kepulauan Seribu
Adapun wilayah di Jakarta yang tercatat memiliki kualitas udara dengan kategori tidak sehat, yakni Cilandak, Kebon Jeruk, Palmerah, Pondok Indah, Cipete dan Kebayoran Lama.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024