Banjarbaru (ANTARA) - Pelatih atletik nasional Agung Mulyawan memberikan beberapa tips saat olahraga lari pada kondisi suhu panas di Pulau Kalimantan, khususnya wilayah garis khatulistiwa seperti di Provinsi Kalimantan Selatan.
“Yang paling penting adalah memiliki kebugaran yang baik dan penyesuaian diri yang memadai dengan iklim di lingkungan sekitar,” kata dia yang akrab disapa Coach Agung Gantar saat konferensi pers Arutmin Borneo Run 2024 di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Jumat.
Dia menjelaskan kebugaran fisik yang sangat baik dihasilkan melalui latihan secara rutin, dan penyesuaian diri dengan iklim (aklimatisasi) untuk kegiatan olahraga lari memerlukan setidaknya lima hari latihan.
Baca juga: Beberapa cara jaga kesehatan jantung saat olahraga lari
“Kemudian menyesuaikan intensitas latihan dan kompetisi dengan kondisi diri sendiri, harus sesuai dengan kebugaran dan cuaca. Misal saat berlari sudah mengetahui cuaca panas, pelari harus bijak menurunkan intensitasnya, turunkan kecepatan sekitar enam persen dari target yang diinginkan,” ujar Coach Agung kepada para peserta Arutmin Borneo Run 2024 yang akan mengikuti kompetisi lari pada Minggu (3/11).
Coach Agung, yang sudah berpengalaman menangani atlet nasional tampil beberapa kali di Sea Games, juga menekankan agar pelari bijak memilih pakaian dengan jenis yang mudah keringat menguap dari kulit. Pakaian harus berwarna terang, ringan, longgar, dan memberikan perlindungan dari sinar matahari.
Selanjutnya, berkaitan dengan modifikasi pemanasan, di mana dalam kondisi panas maka durasi dan intensitas pemanasan harus dikurangi untuk meminimalkan peningkatan suhu tubuh sebelum berlari.
Baca juga: Cara posisi badan yang benar dan tepat agar berlari lebih cepat
Pelatih yang berpengalaman membina atlet-atlet nasional hingga meraih medali emas ini, juga menyarankan agar pelari meminum dua gelas air putih dalam 2 jam sebelum berlari, dan selama berolahraga yang memakan waktu 60 menit atau lebih, 2-3 gelas air dingin atau sport drink per jam sudah cukup untuk sebagian besar olahraga.
Selain itu, jika dalam beberapa waktu dekat si pelari mengalami suhu tinggi, infeksi, diare, atau muntah, disarankan untuk tidak melakukan olahraga berat dalam kondisi suhu panas. Terutama bagi yang berusia di atas 65 tahun atau yang menderita berbagai kondisi medis, yang sedang mengonsumsi obat, beberapa kondisi ini akan kesulitan berolahraga pada keadaan suhu panas.
Pada kondisi suhu panas, katanya, proses pendinginan tubuh biasanya kurang maksimal, pelari mulai kehilangan skil, performa menurun hingga enam persen, dan beberapa kendala lainnya.
Baca juga: Rekomendasi peralatan yang dibutuhkan untuk olahraga lari
“Itulah beberapa tips dasar untuk dipertimbangkan jika berolahraga pada suhu panas seperti di wilayah Kalimantan Selatan yang cukup akrab dengan cuaca panas dalam beberapa musim,” ujar Coach Agung.
Coach Agung hadir di Kalimantan Selatan untuk memberikan pendampingan kepada para pelari terkait teknik dan tips berlari, pada kegiatan Arutmin Borneo Run 2024.
Arutmin Indonesia yang merupakan salah satu perusahaan tambang batu bara besar di Kalimantan, menggelar event lari tingkat nasional di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan pada Minggu (3/11) dengan tiga kategori, yakni 5 kilometer, 10 kilometer, 20 kilometer (half marathon).
Baca juga: Tip lari yang tepat untuk para pemula agar tak mudah lelah dan cedera
Sebanyak 3.000 peserta dari berbagai provinsi akan mengikuti event tersebut, termasuk kalangan disabilitas, event ini bekerja sama dengan berbagai mitra dan sponsor mulai dari pemerintah daerah, BUMN, BUMD, perusahaan swasta, media massa, dan lembaga lainnya.
Dalam agenda ini, Arutmin juga melibatkan sebanyak 16 dokter sebagai pendamping kesehatan para peserta, 15 di antaranya merupakan dokter yang bertugas di Provinsi Kalimantan Selatan.
Baca juga: Lima hal yang perlu diperhatikan untuk minimalkan risiko lari maraton
Pewarta: Tumpal Andani Aritonang
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024