Lembaga survei yang seperti itu pantas dicurigai bahwa lembaga tersebut telah menyalahgunakan metode ilmiah untuk mencapai tujuan politik"
Jakarta (ANTARA News) - Dekan Fisipol UGM Yogyakarta Erwan Agus Purwanto menilai ada kejanggalan, manaka ada lembaga survei yang tidak bersedia menjelaskan ke publik dan tidak mau dibedah prosedur ilmiahnya oleh Dewan Etik Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi).
"Lembaga survei yang seperti itu pantas dicurigai bahwa lembaga tersebut telah menyalahgunakan metode ilmiah untuk mencapai tujuan politik," katanya dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, tindakan seperti itu tentu sangat tidak etis karena lembaga survei sudah menggunakan ilmu sihir untuk kegelapan demokrasi.
Ia menjelaskan, metodologi menjadi salah satu pilar penting dari quick count, yakni prosedur ilmiah yang harus diikuti sehingga bisa memprediksi dengan akurasi tinggi.
Ia mengatakan hitung cepat seharusnya dilakukan bukan dengan ilmu sihir. "Oleh karena itu, demi kepentingan publik lembaga survei harus mau diaudit dan dibedah secara ilmiah," kata Erwan.
Dengan cara itu, tambah dia, akan ditemukan siapa yang keliru menerapkan prosedur atau metode penelitian.
Tujuh lembaga survei terkait hasil hitung cepat yang memuat hasil saling bertentangan, sehingga dijadikan dasar bagi kedua pasangan Capres-Cawapres mengklaim kemenangan diancam akan diaudit Persepi.
"Kami akan mengaudit anggota lembaga survei yang bernaung di bawah Persepi, untuk klarifikasi, apakah metodologi mereka sesuai dengan keilmuan? Apakah proses dilakukan sesuai dan tidak melanggar kode etik? Dan, itu akan kami umumkam ke publik mengenai, misalnya klaim oleh kedua belah pihak itu," kata Hamdi Muluk, Anggota Dewan Etik Persepi, beberapa hari lalu.
Ke-7 lembaga survei itu adalah Lembaga Survei Indonesia (LSI), Indikator, SMRC, Cyrus Network, Populi Center, JSI, dan Puskaptis.
JSI dan Puskaptis merilis hasil berbeda dengan lembaga survei lainnya di mana mayoritas lembaga survei meyakini pasangan Joko Widodo-Jusuf menjaid pemenang hitung cepat.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014