Hal tersebut dikemukakan dalam audiensi Menag Nasaruddin Umar dengan Senior Fellow Institut Leimena Alwi Shihab dan Direktur Eksekutif Institut Leimena Matius Ho di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) RI di Jakarta, Jumat.
"Apa yang kita gagas bersama, bisa dilanjutkan, dikembangkan karena itu sangat membantu bangsa ini," katanya.
Menag Nasaruddin Umar yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal itu, juga menyebutkan masjid yang dipimpinnya itu salah satu mitra awal Institut Leimena dalam pelaksanaan program LKLB yang dimulai pada 2021.
Baca juga: Menag harap perampingan jadikan Kementerian Agama lebih profesional
Kerja sama program LKLB antara Masjid Istiqlal dan Institut Leimena, kata dia, telah dilaksanakan dalam 11 kelas dengan jumlah peserta lulus dari Masjid Istiqlal mencapai 1.400 orang terdiri atas guru, kader ulama, dan penyuluh agama.
"Program LKLB juga perlu diakomodir kepada guru-guru di pondok pesantren, sebagaimana telah dijalankan Institut Leimena bersama Pondok Pesantren Asadiyah dan Pondok Pesantren Al-Ikhlas di Sulawesi Selatan," ucap dia.
Dalam kesempatan tersebut, Alwi Shihab mengatakan pendekatan LKLB memperkuat kebijakan moderasi beragama yang menjadi prioritas pemerintah Indonesia.
Menurut dia, pendekatan LKLB bisa menjadi pedagogi dari konsep moderasi beragama.
"Di sini sudah ada program moderasi beragama sebenarnya sangat sejalan dengan LKLB sehingga bisa dikawinkan," ujar dia.
Terkait dengan hal tersebut, Matius turut menyambut baik rencana pengembangan program LKLB dengan dorongan dari Kementerian Agama RI, termasuk pelaksanaan webinar internasional seri LKLB.
"Kami semua di Institut Leimena luar biasa ikut bergembira dan mengucapkan selamat kepada Bapak. Tuhan menempatkan Bapak untuk kepentingan bangsa," kata dia.
Baca juga: Menag: Murur terbukti efektif atasi kepadatan hingga ramah lansia
Baca juga: Menag Nasaruddin dorong santri kuasai iptek dan terus berinovasi
Baca juga: Nasaruddin Umar: Bangsa Indonesia harus berterima kasih ke santri
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024