Denpasar (ANTARA News) - Kolaborasi tari oleh tim kesenian Jepang dan Bali, setelah meraih sukses memeriahkan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-36, kembali mendapat acungan jempol dari masyarakat di daerah "gudang seni" Kabupaten Gianyar karena melengkapi ritual desa setempat.
"Sebanyak 15 seniwati yang terhimpun dalam Sanggar Tari Bali Wyarihita Yokohama, Jepang, kembali pentas yang mampu memukau ribuan masyarakat Desa Adat Puaya, Sukawati, Kabupaten Gianyar yang tengah menggelar kegiatan ritual," kata Ketua Sanggar Mekar Sari Ubud, Gianyar I Ketut Sudra di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan seniman Jepang yang pentas di kawasan suci Pura Dalem Pemayun Pulasari Desa Adat Puaya, Sukawati, Kabupaten Gianyar itu diiringi gamelan yang dibawakan oleh 32 seniman yang terhimpun dalam Sanggar Mekar Sari.
Hampir setiap penampilan 15 seniman berasal dari "Negeri Matahari Terbit" itu mendapat sambutan yang meriah dari masyarakat yang sedang melakukan kegiatan ritual skala besar.
Selain mampu menyuguhkan hiburan yang segar kepada masyarakat setempat, pementasan kesenian juga sebagai kelengkapan dalam mengadakan kegiatan ritual.
"Materi tari yang ditampilkan seniman Jepang itu hampir sama dengan ketika pentas di PKB. Pembukaannya diawali dengan suguhan tari topeng tua yang dibawakan oleh seorang seniman andal asal Batubulan sebagai kelengkapan ritual," kata Ketut Sudra.
Melalui penampilan mereka, seniman Jepang dalam kunjungannya ke Bali, pentas sebanyak tiga kali, dua kali di antaranya Ngayah, yakni pentas secara ikhlas tanpa imbalan dalam menyukseskan kegiatan ritual yang digelar masyarakat setempat.
"Ngayah" selain di Desa Adat Puaya, Sukawati, sebelumnya juga dilakukan di halaman Pura Desa Pekrawan Mawang, perkampungan seniman Ubud, Kabupaten Gianyar, Rabu (9/7) malam.
Ketua Sanggar Tari Bali Wyarihita Yokohama Jepang Deni Inaba menjelaskan tujuan utama ke Bali hanya pentas di PKB.
Pihaknya senang karena mendapat fasilitas bisa pentas dan berperan serta menyukseskan kegiatan ritual di dua desa adat di Bali.
Kunjungan ke Bali itu, merupakan yang ketujuh kalinya sejak 2000.
Tari yang ditampilkan dalam tiga kali pementasan berjumlah tujuh jenis tarian, antara lain Tari Legong Supraba Duta, Kupu-Kupu Tarum, Legong Kuntul, Legong Guak Macok, dan Candra Metu.
Pewarta: I Ketut Sutika
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014