Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn menekankan pentingnya implementasi segera dari Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) 3.0 dengan China yang akan lebih memperdalam konektivitas dan ketahanan rantai pasok ASEAN.
“Saya menantikan penandatanganan dan implementasi yang cepat untuk semakin memperdalam konektivitas dan ketahanan rantai pasok kami, dan kami berharap dapat menyelesaikannya tahun depan,” kata Sekjen ASEAN Kao saat menyampaikan pidato utama pada Jakarta Forum on ASEAN-China Relations sebagaimana dikutip dari pernyataan Sekretariat ASEAN, di Jakarta, Jumat.
Kao menuturkan rantai pasokan yang kompetitif dan tangguh sangat penting dalam ekonomi global saat ini.
ASEAN dan China, sebagai mitra dagang terbesar satu sama lain, dinilai perlu memperkuat konektivitas rantai pasokan karena penting bagi ketahanan ekonomi.
Kedua belah pihak, menurut dia, perlu mengurangi kerentanan terhadap gangguan dan memungkinkan respons yang cepat dan tangkas terhadap perubahan keadaan.
“Meningkatkan kerja sama dalam bidang logistik dan infrastruktur rantai pasokan merupakan aspek utama kemitraan kita,” ucapnya.
Baca juga: China-ASEAN rilis pernyataan penyelesaian negosiasi peningkatan FTA
Selain melalui peningkatan kerja sama untuk meningkatkan ketahanan rantai pasok, Sekjen Kao juga menyampaikan pemikirannya mengenai peningkatan investasi dan promosi infrastruktur yang berkelanjutan.
Menurut Kao, infrastruktur berfungsi sebagai jalur vital yang menghubungkan kawasan, memfasilitasi perdagangan, dan memungkinkan masyarakat untuk bergerak dengan mudah dan terjangkau.
Untuk itu, melalui investasi dan promosi infrastruktur yang berkelanjutan, ASEAN dan China dapat membuka peluang baru dalam perdagangan, investasi, pendidikan, dan pariwisata, antara lain.
Sekjen Kao menyebutkan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan Kereta Api Laos-China sebagai contoh potensi untuk proyek infrastruktur berkelanjutan bersama.
“Saya melihat peluang besar bagi China untuk berkolaborasi dengan ASEAN dan negara anggotanya dalam memenuhi kebutuhan infrastruktur ini. Melalui Inisiatif Satu Sabuk, Satu Jalan, China dapat mendukung Jaringan Infrastruktur ASEAN dan memanfaatkan keahlian dan sumber dayanya dalam pembangunan infrastruktur,” tuturnya.
Baca juga: China-ASEAN negosiasikan perdagangan bebas versi 3.0
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2024