Kota Gaza (ANTARA News) - Dua orang Palestina tewas dalam satu serangan udara Israel di kamp pengungsi di bagian tengah Jalur Gaza pada Jumat, sehingga jumlah korban jiwa bertambah jadi 100, kata beberapa petugas medis dan saksi mata.

Ashraf Al-Qedra, Juru Bicara Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza, mengatakan dua pekerja lokal tewas dan tiga lagi cedera dalam satu serangan udara Israel terhadap satu kendaraan pengangkut sampah di kamp pengungsi Al-Bureij.

Pada Jumat pagi, tujuh orang Palestina tewas dan lebih dari 15 orang lagi cedera dalam serangan udara Israel terhadap beberapa rumah di bagian tengah dan selatan Jalur Gaza, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat malam.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza mengatakan di dalam siaran pers yang dikirim melalui surel bahwa korban jiwa sekarang berjumlah 100, sementara sebanyak 680 orang cedera sejak Israel memulai agresi udara terhadap sasaran di Jalur Gaza pada Selasa (8/7).

Pada Jumat pagi, sayap bersenjata HAMAS --Brigade Al-Qassam-- mengaku bertanggung jawab atas penembakan roket jarak-jauh ke dalam kota besar dan kecil di Israel Utara, Tengah dan Selatan.

Presiden Turki Abdullah Gul pada hari yang sama menyeru Israel "agar menghentikan serangan udara yang dilancarkan" ke Jalur Gaza. Israel dan Palestina "mesti kembali ke ketentuan gencatan senjata yang dicapai pada 2012, kata Gul di dalam satu pernyataan tertulis. Ia mengatakan kedua pihak "harus melancarkan upaya guna melanjutkan perundingan perdamaian, yang akan memberikan hak rakyat Palestina, yang tak bisa dibantah".

Presiden Turki tersebut juga menekankan "perlunya bagi bantuan kemanusiaan untuk sampai ke Jalur Gaza", dan mendesak pemerintah Israel "agar tidak melancarkan serangan darat ke dalam wilayah Jalur Gaza".

Namun ketegangan yang meningkat antara Israel dan gerilyawan HAMAS menenggelamkan upaya untuk mewujudkan gencatan senjata guna mengakhiri agresi udara besar Israel ke Jalur Gaza.

Dalam babak baru serangan udara pada Jumat pagi, beberapa sumber Palestina melaporkan empat orang Palestina tewas dan 15 lagi menderita luka kritis, ketika satu pesawat tempur Israel menyerang rumah mereka sewaktu mereka tidur di Kota Rafah, bagian selatan Jalur Gaza.

Militer Israel pada Kamis malam (10/7) mengumumkan jet tempurnya dalam waktu 24 jam menyerang 320 sasaran di seluruh Jalur Gaza, 58 lokasi yang diduga sebagai "saluran buat menyimpan senjata" dan 46 lokasi kelompok gerilyawan.

Menurut Radio Israel, militer Israel mengancam akan meningkatkan serangan udaranya terhadap Jalur Gaza dalam waktu beberapa hari mendatang guna melumpuhkan gerilyawan dan Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) sebelum melancarkan operasi darat berskala besar ke dalam daerah kantung Palestina itu.

Radio tersebut, dengan mengutip Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengatakan gencatan senjata antara Israel dan HAMAS saat ini tidak dipertimbangkan. Para pejabat HAMAS memperingatkan bahwa Gerakan Perlawanan Islam tersebut juga tak tertarik dalam gencatan senjata dengan Israel pada saat ini.

Mushir Al-Masri, pemimpin senior HAMAS di Jalur Gaza, mengatakan di dalam satu siaran pers tak ada ketenangan dengan Israel pada tahap ini.

Ia menambahkan Israel berusaha meraih kemenangan dengan membunuh anak kecil dan menghancurkan banyak rumah.

(C003)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014