Menurut hasil penelitian yang dikutip dalam siaran Hindustan Times pada Jumat, pendekatan berbasis diet ini memberikan manfaat signifikan terhadap kesehatan reproduksi, termasuk mengembalikan siklus menstruasi yang telah lama berhenti.
Diet ketogenik atau diet keto mengubah penggunaan sumber energi tubuh dari glukosa dalam karbohidrat menjadi pembakaran lemak dan produksi keton.
Baca juga: Diet keto bantu menghalau virus flu
Para peneliti memeriksa 19 perempuan berusia 34 tahun yang sehat tetapi kelebihan berat badan dalam studi tentang pengaruh diet ketogenik.
Mereka dibagi menjadi tiga kelompok, satu kelompok menjalani diet keto saja, kelompok lain menggabungkannya dengan suplemen keton, dan kelompok kontrol menjalani diet rendah lemak.
Sebelas dari 13 perempuan yang memasuki ketosis nutrisional mengalami perubahan positif dalam siklus menstruasi mereka. Siklus menstruasi mereka menjadi lebih teratur atau lebih intens.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diet ketogenik efektif membantu memperbaiki siklus menstruasi.
Para peneliti mendapati korelasi positif antara produksi keton dan regulasi hormonal.
Mereka berharap temuan dalam penelitian ini dapat membuka pintu bagi pengobatan sindrom ovarium polikistik, perimenopause, dan depresi pasca-persalinan.
Baca juga: Diet rendah karbohidrat bukan untuk semua orang
Baca juga: Diet tinggi lemak tingkatkan risiko kanker prostat
Penerjemah: Fitra Ashari
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024