Jujur kami akui Pak Jokowi unggul di Surabaya, hampir di seluruh 31 kecamatan. Berdasarkan form C-1, memang lebih unggul pasangan nomer 2,"

Surabaya (ANTARA News) - Koalisi Merah Putih akhirnya mengakui kemenangan pasangan Capres dan Cawapres nomor 2 Joko Widodo-Jusuf Kalla hampir di seluruh kecamatan di Kota Surabaya pada Pilpres yang digelar 9 Juli lalu.

Ketua DPC Partai Gerindra Kota Surabaya Sutadi, Jumat, mengakui di Surabaya, kubu Jokowi berhasil menguasai perolehan suara. Hal ini tidak lepas dari Surabaya sebagai basis PDIP. Apalagi, kata dia, wali kota dan Wakil Walikotanya dari PDIP.

"Jujur kami akui Pak Jokowi unggul di Surabaya, hampir di seluruh 31 kecamatan. Berdasarkan form C-1, memang lebih unggul pasangan nomer 2," ujar Sutadi.

Lebih lanjut Sutadi menjelaskan bahwa keberadaan serta peran wali kota dan wakil walikota sangat signifikan dalam mendongkrak suara Jokowi.

"Kontribusi Bu Risma cukup besar untuk mendulang suara ke Jokowi di Surabaya," tuturnya.

Berdasarkan data yang berhasil dihimpun untuk perolehan suara di Surabaya, pasangan Prabowo-Hatta memperoleh suara sekitar 459 ribu. Sedangkan pasangan Jokowi-JK memperoleh sekitar 817 ribu suara.

Dari 31 kecamatan, hanya di Kecamatan Semampir saja, pasangan Capres dan Cawapres Prabowo-Hatta berhasil mencuri kemenangan dari Jokowi-JK. Di kecamatan Semampir perolehan suara Prabowo dan Jokowi memiliki selisih sekitar 1.000 suara. Jadi di Semampir kubu Prabowo meraih sekitar 36 ribu suara dan Jokowi mendapatkan sekitar 35 ribu suara.

Sedangkan di beberapa kecamatan Jokowi berhasil menang mutlak dan dengan selisih suara yang besar. Seperti di kecamatan Sawahan, Jokowi menang dengan selisih suara sekitar 42 ribu. Jokowi berhasil memperoleh sekitar 71 ribu.

Demikian juga halnya di kecamatan Gubeng, selisihnya mencapai 22 ribu suara, dimana Jokowi meraup sekitar 47 ribu dukungan. Di Kecamatan Tambaksari selisihnya mencapai sekitar 18 ribu dan di Kecamatan Krembangan serta Dukuh Pakis sama-sama selisihnya sekitar 15 ribu.

Sekretaris DPD PKS Surabaya Ahmad Zakaria memilih untuk tidak mempublikasikannya. Pihaknya mempersilahkan untuk menunggu hasil rekap resmi dari KPU Surabaya.

"Sesuai arahan Pak Prabowo masyarakat mohon menunggu hasil real count manual di KPU nanti pada 22 Juli mendatang. Terima kasih kepada masyarakat Surabaya yang telah memberikan hak suaranya, utamanya kepada pasangan Prabowo-Hatta," tutur Zakaria yang juga Wakil Sekretaris Koalisi Merah Putih Surabaya.

Diakui bahwa memang PKS mendapatkan mandat untuk mengelola data. Termasuk, menggerakkan saksi di semua TPS Surabaya. Data sudah dikumpulkan setelah coblosan berakhir.

"Mari kita semua bersama-sama mengawal penghitungan suara di KPU Surabaya," katanya.

Wakil Ketua DPC PDIP Surabaya Sukadar mengatakan mestinya hasil penghitungan tidak perlu disembunyikan. "Masyarakat juga berhak tahu. Imbasnya kita semua bisa mengawal dan mencocokkan dengan data di TPS mereka," katanya.

(A052/B012)

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014