Jakarta (ANTARA) - Awal tahun lalu selebritas sekaligus pemengaruh Kim Kardashian mengungkapkan masalah kesehatan yang dia alami. Dia membagikan informasi mengenai kondisi psoriasis di kulitnya yang sedang kambuh melalui akun media sosialnya.

Dalam video yang dibagikannya, terlihat kulit kaki kanannya memerah akibat psoriasis.

Dia menjelaskan kondisi tersebut sangat menyakitkan. "Segila apa kondisi psoriasisku saat ini? Ini ada di kaki saya. Aku tidak tahu apa yang terjadi di kakiku. Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi aku harus memikirkan soal hal ini. Ini gila," kata Kim Kardashian dalam caption yang menyertai unggahannya waktu itu.

"Tidak bohong, ini menyakitkan. Belum yakin apa yang menjadi pemicunya. Aku belum mengubah pola makan. Aku sudah mencoba segalanya. Psoriasis menyebalkan!"

Menurut keterangan dr Inneke Halim, Sp.KK dari Bethsaida Hospital, psoriasis adalah penyakit autoimun kronis yang memengaruhi kulit dan dapat berdampak pada organ tubuh lain.

Penyakit ini disebabkan oleh peradangan yang mempercepat siklus pertumbuhan sel kulit dari 28-30 hari menjadi tiga hingga lima hari, sehingga menyebabkan penumpukan sel kulit yang belum terkelupas kemudian membentuk bercak merah bersisik.

Meskipun obat yang menyembuhkan psoriasis belum ditemukan, namun gejalanya dapat dikendalikan dengan perawatan yang tepat dan tidak menular.

Faktor genetik dan faktor lingkungan seperti stres, cedera kulit, infeksi, atau penggunaan obat tertentu dapat memicu atau memperburuk kondisi ini.

Psoriasis adalah penyakit kulit kronis yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Penyakit ini bisa menunjukkan gejala yang bervariasi pada setiap penderitanya, namun ada beberapa tanda yang sering muncul dan perlu diwaspadai sebagai bagian dari gejala umum psoriasis.

Gejala dan perawatan

Menurut ahli, gejala psoriasis yang paling mencolok adalah munculnya bercak merah pada kulit yang tertutup oleh sisik berwarna putih perak. Area tubuh yang paling sering terkena adalah lutut, siku, kulit kepala, dan punggung bagian bawah. Gejala ini biasanya disertai rasa gatal atau perih, yang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari penderitanya.

Selain itu, psoriasis juga dapat menyebabkan penebalan atau perubahan bentuk pada kuku, yang dikenal sebagai psoriasis kuku. Pada kasus yang lebih serius, penyakit ini bisa berkembang menjadi kondisi yang mempengaruhi sendi, yang dikenal sebagai psoriasis artritis. Kondisi ini ditandai dengan sendi yang kaku dan bengkak, yang dapat membatasi pergerakan dan menimbulkan nyeri.

Tingkat keparahan psoriasis bervariasi, mulai dari ringan dengan area kecil kulit yang terkena, hingga berat yang memengaruhi area luas dan berdampak signifikan pada kualitas hidup penderitanya.


"Psoriasis tidak hanya berdampak pada penampilan fisik, tetapi juga meningkatkan risiko timbulnya kondisi kesehatan lain seperti diabetes tipe 2, hipertensi, dan penyakit jantung," kata dr Inneke Halim, Sp.KK.

Psoriasis memerlukan pendekatan perawatan yang bervariasi sesuai dengan tingkat keparahan dan jenisnya. Para ahli merekomendasikan beberapa metode yang dapat membantu mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderita.

Perawatan topikal adalah langkah pertama yang umum dilakukan, menggunakan krim atau salep seperti kortikosteroid, analog vitamin D, retinoid, dan tar batubara. Metode ini bertujuan untuk meredakan peradangan dan mengurangi kemerahan pada kulit.

Selain itu, fototerapi menjadi pilihan efektif bagi beberapa pasien. Terapi ini melibatkan penggunaan sinar ultraviolet (UV) untuk mengurangi peradangan dan memperlambat produksi sel kulit yang berlebihan.

Untuk kasus psoriasis yang lebih parah, dokter mungkin merekomendasikan obat sistemik. Jenis obat ini bisa berupa oral atau injeksi, seperti methotrexate, siklosporin, dan retinoid, yang dirancang untuk mengendalikan kondisi secara lebih mendalam.

Dengan berbagai pilihan perawatan ini, penting bagi penderita psoriasis untuk berkonsultasi dengan dokter guna menentukan langkah terbaik sesuai dengan kondisi mereka.

Pengobatan biologik kini menjadi terobosan terbaru dalam perawatan psoriasis, dengan fokus pada penargetan bagian spesifik dari sistem kekebalan tubuh yang berperan dalam proses peradangan. "Psoriasis sering kali disalahpahami sebagai masalah kulit biasa, padahal ini adalah gangguan sistem imun yang kompleks. Meskipun psoriasis tidak bisa sembuh total, gejalanya dapat dikendalikan dengan perawatan yang tepat, termasuk penggunaan terapi biologik terbaru." kata dr Inneke, menjelaskan

Obat-obat seperti Secukinumab, yang berfungsi sebagai protein pengatur peradangan, telah terbukti efektif dalam mengurangi plak psoriasis dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Ixekizumab juga menjadi pilihan bagi mereka yang menderita psoriasis plak sedang hingga berat. Selain itu, Guselkumab menunjukkan hasil yang sangat baik dengan efek samping minimal, biasanya diberikan melalui suntikan berkala. Ustekinumab pun memberikan harapan baru dengan tingkat keberhasilan tinggi dalam mengurangi gejala psoriasis.

Namun, pengobatan medis saja tidak cukup. Perubahan gaya hidup juga berperan penting dalam manajemen psoriasis dan pengurangan risiko penyakit metabolik. Mempertahankan diet sehat, berolahraga secara teratur, serta mengelola stres menjadi langkah-langkah yang disarankan, di samping menghindari rokok dan alkohol.

Pasien yang mengalami gejala seperti bercak merah bersisik atau nyeri sendi disarankan untuk segera berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin. Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat membantu mengontrol gejala serta meningkatkan kualitas hidup secara signifikan.

Copyright © ANTARA 2024