Makanan ini kerap menjadi incaran para pemburu kuliner tradisional di Jawa hingga luar Jawa. Hal ini disebabkan porsinya yang bisa buat kenyang perut hingga rasanya yang bikin ketagihan.
Dua kuliner ikonik ini memang sama-sama memiliki bahan dasar tahu, namun terdapat perbedaan dalam penyajian, bahan makanan tambahan, hingga olahan bumbu cita rasanya.
Lantas, apa saja yang menjadi perbedaan dari kedua kekayaan kuliner khas Jawa ini? Berikut penjelasannya.
Baca juga: Sejarah dan resep untuk membuat sambal rica-rica khas Manado
Baca juga: Sejarah dan resep Soto Ambengan, kuliner autentik khas Surabaya
Tahu campur
Tak lama setelah berhenti dari pekerjaan tersebut, ia belajar menciptakan makanan yang kemudian dijual, salah satunya adalah tahu campur.
Sejak saat itu, tau campur menjadi makanan yang populer hingga bertahan sampai saat ini pada generasi ke-6 atau ke-7.
Kuliner tahu khas Lamongan ini dikenal dengan cita rasanya yang kaya akan rasa bumbunya yang kuat.
Dengan bahan dasar tahu, makanan ini disajikan dengan kuah kaldu daging yang dicampur petis udang. Tak heran bagi pecinta rasa gurih kerap mengincar tahu campur ini.
Setelah itu, ditambahkan bahan lainnya seperti mie kuning, tauge atau kecambah, daging sapi, sayuran seperti selada dan sawi, dan uniknya terdapat perkedel dari singkong tumbuk yang digoreng. Jika Anda ingin porsi yang lebih kenyang, bisa ditambah dengan lontong bahkan nasi.
Saat menyantap tahu campur, kerupuk udang dan kerupuk kanji bisa menjadi pilihan pas sebagai penambah selera.
Tahu tek
Kata "tek" yang terdapat dalam nama makanan khas Surabaya ini memiliki asal usul yang menarik.
Saat penjual sedang mengolah tahu tek, sering terdengar bunyi "tek, tek, tek". Pasalnya bunyi tersebut berasal dari gunting dan garpu yang digunakan penjual untuk memotong lontong dan tahu. Oleh sebab itu, sajian ini disebut tahu tek.
Berbeda dengan tahu campur, sajian tahu tek memiliki ciri khas yang dibaluri bumbu kacang berwarna coklat pekat yang kaya akan rasa gurih, asin, hingga pedas.
Hal ini disebabkan olahan bumbu kacang yang dibuat dari petis, kacang tanah, cabai, dan bawang putih yang diulek secara merata hingga kental.
Kemudian, bumbu kacang tersebut dicampur dengan bahan makanan lain yaitu tahu, lontong, tauge, dan irisan mentimun. Tak jarang sebagian orang meminta untuk ditambahkan telur dadar diatasnya.
Kedua makanan khas Jawa ini sering mudah ditemukan warung pinggiran atau penjual gerobak keliling. Dari segi harga yang ditawarkan dapat berbeda-beda, namun masih tergolong ekonomis yakni mulai dari Rp12.000 saja.
Baca juga: Ini perbedaan tahu gimbal dan tahu tek, kuliner favorit khas Jawa
Baca juga: Kenali perbedaan kupat tahu dan tahu gimbal, kuliner khas Jawa Tengah
Baca juga: Hampir mirip, ini perbedaan kuliner kupat tahu dan tek tahu
Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024