Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo memastikan pembangunan lapangan gas Bangka milik PT Chevron Indonesia Company yang berada di Selat Makassar, akan menjadi prioritas pertama untuk dipercepat implementasinya.
"Yang akan dimulai duluan adalah Bangka, itu akan dilanjutkan. Yang lain sedang menunggu persetujuan dan perizinan," kata Susilo seusai mendampingi perwakilan Chevron dan Kepala BKPM Mahendra Siregar melaporkan perkembangan proyek IDD di Jakarta, Jumat.
Proyek lapangan gas Bangka merupakan salah satu dari lima lapangan gas yang dikembangkan Chevron dalam proyek gas laut dalam (Indonesia Deepwater Development/IDD) senilai 12 miliar dolar AS, yang berlangsung mulai Juli 2014.
Susilo mengatakan perizinan untuk proyek gas Bangka sudah selesai dan proses pengeboran dapat segera dilakukan. Selanjutnya, apabila masalah birokrasi selesai, diikuti oleh pembangunan lapangan gas Gehem dan Gendalo.
"Pak Menko Perekonomian (Chairul Tanjung) mengatakan akan mendukung sambil membereskan perijinan, sedangkan (pembangunan) Gehem dan Gendalo, kalau sudah siap semua akan dilanjutkan," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung mengharapkan keseluruhan proses percepatan legal formal dapat segera selesai, sehingga proyek pengelolaan sumber gas ini dapat memulai pengeboran (drilling) dan berproduksi pada 2016.
"Kita akan mendapatkan gas dari hasil pengeboran itu, bahwa dengan pertumbuhan ekonomi kita yang luar biasa, dan industrialisasi dimana-mana, maka kebutuhan gas sebagai sumber energi menjadi penting," tuturnya.
IDD merupakan proyek laut dalam yang dikembangkan oleh Chevron Indonesia Company (CICO) melalui empat "production sharing contract" yaitu PSC Ganal, Rapak, Makassar Strait dan Muara Bakau. Terdapat lima lapangan gas yang akan dikembangkan dalam proyek IDD ini yaitu Lapangan Bangka, Gehem, Gendalo, Maha dan Gandang.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014