Digitalisasi perluas penetrasi pasar global produk rotan Cirebon
Oleh Fathnur Rohman
Jumat, 1 November 2024 14:12 WIB
Membidik pasar baru
Industri rotan di Cirebon kembali membuktikan kelasnya di panggung internasional, yang ditandai dengan pelepasan ekspor ke Spanyol pada medio Juni 2024.
Produk furnitur dan kerajinan rotan asal Cirebon menembus pasar internasional dengan nilai mencapai 28 ribu dolar AS.
Pencapaian ini menjadi langkah awal yang menggembirakan untuk kebangkitan industri rotan Cirebon yang sempat terguncang. Sebab, konflik di Eropa sempat menahan laju kinerja sektor tersebut.
Pj. Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin menyatakan ekspor tersebut merupakan realisasi dari upaya Pemerintah yang sejak awal tahun ini gigih menjajaki pasar baru untuk industri rotan.
Dengan strategi ini, industri rotan Cirebon kembali mengangkat eksistensinya di pasar global serta membuka peluang bagi para pengrajin lokal untuk makin berkembang.
Tak hanya Spanyol, pemerintah tengah mengarahkan rotan Cirebon untuk merambah lebih jauh. Sejumlah negara di Asia Tenggara, Afrika Utara, hingga Timur Tengah sudah dijajaki sebagai pasar potensial bersama dengan upaya intensif menjalin komunikasi bersama para pemangku kepentingan.
Australia pun dibidik sebagai target berikutnya supaya produk rotan dari Cirebon bisa didistribusikan secara masif di sana.
Anak muda terjun ke industri rotan
Dari pemain kecil di industri kayu, kemudian menjadi eksportir produk rotan, Vladimir Diki Santoso (24), pemuda asal Cirebon, berhasil membawa produk lokal menembus pasar internasional.
Ia mulai merajut sukses di industri furnitur dengan langkah berani yang diambil pada dua tahun silam. Ketika bisnis kayunya mulai sulit berkembang, Diki memilih jalur baru dan menempatkan rotan sebagai bisnis tumpuan.
Berbekal tekad yang kuat, Diki melewati rintangan finansial dan minimnya pengalaman di bidang rotan.
Usahanya pun berkembang pesat. Produk-produknya, mulai dari furnitur rotan alami hingga perpaduan kayu dan besi, kini diminati konsumen dari Amerika Serikat, Dubai, hingga Spanyol.
Setiap bulan, ia mengirimkan empat kontainer rotan dengan nilai ekspor mencapai puluhan ribu dolar AS, yang membawa nama Cirebon kian bersinar di pasar global.
Kunci kesuksesan Diki terletak pada kemitraan solid dengan produsen lokal, yang menjaga kualitas sekaligus mendukung ekonomi setempat.
Meski harus bersaing dengan produsen Vietnam yang dikenal dengan harga produk lebih murah, Diki tetap percaya diri. Sebab, kualitas produk adalah kekuatannya.
Dengan rencana ekspansi ke Afrika, Diki terus melebarkan sayapnya. Optimisme dan komitmennya secara tidak langsung menjadikan furnitur rotan Cirebon bertahan di pasar internasional.
Selain Diki, hal yang sama juga dilakoni Nopan Sinaga, pengusaha muda di Cirebon yang pada September 2024, berhasil mengekspor furnitur rotan ke mancanegara.
Nopan telah mengirimkan produk rotan senilai lebih dari 10 ribu dolar AS ke Prancis.
Dalam pengiriman itu, sebanyak 90 unit furnitur rotan berdesain modern tropical berhasil dikemas dalam tiga kontainer menuju pasar Eropa.
Rencananya dalam waktu dekat, dia mengirimkan dua kontainer lagi dengan produk furnitur serupa.
Ekspor tersebut tak lepas dari dukungan Pemerintah serta Bank Indonesia (BI) yang mendorong perkembangan bisnisnya.
Selain Prancis, potensi pasar juga terbuka di Jerman dan Belanda, namun Amerika Serikat tetap menjadi target utama.
Nopan menyebutkan jika produknya bisa masuk ke pasar Amerika, berarti kualitas barang berbahan rotan asal Cirebon sudah diakui dunia.
Mengawali usahanya pada awal tahun 2024, Nopan menggaet temannya, Rana Azizah, dalam mengembangkan bisnis ini.