Digitalisasi perluas penetrasi pasar global produk rotan Cirebon
Oleh Fathnur Rohman
Jumat, 1 November 2024 14:12 WIB
Sebagai pelaku UMKM, ia juga bisa membantu pabrik besar, misalnya, mereka butuh bahan baku atau keunikan tenaga kerja, maka nanti bisa berkolaborasi.
Meski telah dikenal hingga ke luar negeri, Fera tak melupakan akar di pasar lokal. Justru, Kalimantan yang notabene penghasil bahan baku rotan, kini menjadi pasar potensial bagi produk unggulan Cirebon ini.
Berdiri jauh sebelum kemerdekaan, usaha ini telah sampai di tangan generasi ketiga dan membawa produk rotan bukan hanya sebagai kerajinan, namun juga cerita tentang Cirebon yang mendunia.
Lewat kerja keras dan dedikasinya, Fera menjaga keberlanjutan usaha keluarganya, sekaligus memperkuat identitas Cirebon sebagai daerah sentra produksi rotan.
Selain itu, suatu hari nanti dia berharap wisatawan tak hanya mengenal empal gentong saat mendengar Cirebon, namun menjadikan rotan sebagai buah tangan yang tak terlupakan.
Merawat pamor produk rotan
Era 1970-an menjadi titik awal industri rotan Cirebon memasuki masa kejayaan. Saat itu hastakarya hingga produk mebel berbahan rotan, mulai dipasarkan hingga melanglang buana ke berbagai negara.
Pada masa sekarang, Kabupaten Cirebon masih mengukuhkan posisinya di Jawa Barat sebagai penghasil utama produk rotan berkualitas yang mendunia.
Sepanjang 2023, industri rotan di daerah ini berhasil menembus pasar internasional dengan total ekspor mencapai 1.499 kontainer senilai 62,14 juta dolar AS.
Produk-produk furnitur rotan dari Cirebon itu menghiasi berbagai negara seperti Amerika Serikat, Afrika Selatan, Singapura, Jepang, Brasil, Inggris, Australia, hingga Kanada.
Memasuki triwulan pertama pada 2024, geliat ekspor rotan Cirebon masih positif dengan capaian sebesar 13,12 juta dolar AS.
Angka tersebut menegaskan posisi Cirebon sebagai sentra rotan yang berdaya saing tinggi di kancah global.
Penjabat (Pj.) Bupati Cirebon Wahyu Mijaya bertekad terus mengawal industri rotan agar terus berkembang.
Demi memastikan kelancaran aktivitas produksi bagi para perajin, Pemkab Cirebon tengah mengkaji program pembangunan pusat logistik rotan, yang fungsinya semacam lumbung sehingga ketika pesanan membanjir, stok bahan baku rotan di Cirebon tetap tersedia.
Rencana besar ini telah mendapat dukungan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat sehingga diharapkan proses pembangunan bisa segera dimulai.
Bagi Wahyu, rotan bukan sekadar komoditas industri bagi Cirebon. Berbagai produk dari bahan rotan sudah menjadi jejak kultural yang perlu dirawat dengan penuh dedikasi.
Oleh karenanya, Pemkab Cirebon juga tengah memperkuat pangsa pasar dalam negeri, agar industri rotan dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja lokal dan terus tumbuh secara berkelanjutan.