... Mahal banget. Malah semula dia buka harga 6.000 dolar Amerika Serikat... "Jakarta (ANTARA News) - Para calo tiket makin gila-gilaan dalam menawarkan tiket babak final Piala Dunia 2014. Harga tiket pertandingan pamungkas yang akan mempertemukan Jerman lawan Argentina paling murah ditawarkan 5.000 dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp57 juta.
Mau beli?
"Mahal banget. Malah semula dia buka harga 6.000 dolar Amerika Serikat," kata Chandrawidjaja, penggemar sepak bola asal Indonesia yang kini sudah di Brazil.
"Mahal banget. Malah semula dia buka harga 6.000 dolar Amerika Serikat," kata Chandrawidjaja, penggemar sepak bola asal Indonesia yang kini sudah di Brazil.
Dia berharap bisa menyaksikan pertandingan final yang digelar di Stadion Maracana, Rio de Janeiro pada Minggu petang (13/7) waktu Brazil atau Senin pagi WIB.
Pengusaha asal Semarang yang datang ke Brazil bersama seorang temannya itu, memang berangkat tanpa memiliki tiket pertandingan. Meski demikian, dia tetap betekad ingin nonton langsung. Rencananya, akan beli tiket lewat calo.
Kebetulan, di Sao Paulo --kota pertama tujuan dia di Brazil-- dia menginap di hotel yang dekat dengan tempat penjualan tiket Piala Dunia di kawasan Jardins, Iberapuera.
Di sekitar tempat penjualan tiket resmi itu, banyak beroperasi calo tiket yang mengincar calon penonton yang tidak berhasil beli tiket di tempat penjualan resmi.
Waktu babak semifinal antara Argentina vs Belanda yang digelar di Stadion Arena Corinthians, Sao Paulo, Rabu (9/7), Candra sempat ditawari calo di Ibirapuera. Dia ditawari dua tiket dengan harga masing-masing 3.000 dolar AS.
Chandra sempat menawar 2.000 dolar AS per tiket. Tapi, calo yang mengaku warga Sao Paulo itu menolak keras. Dia bertahan dengan harga terakhir 2.500 solar AS per tiket. Namun, saat itu Chandra menolak.
Akhirnya, pada hari pertandingan Chandra mau tidak mau membeli tiket dari calo. Namun, bukan call Sao Paulo itu. Dia malah membeli dari orang Argentina yang kebetulan menginap di hotel yang sama.
Orang Argentina ternama Jorge Itu mengaku ingin nonton. Namun, melihat bahwa dia juga punya beberapa tiket cadangan, bisa jadi dia datang ke Brasil sekalian sambil nyalo tiket.
Dari Jorge, Chandra mendapat harga 2.300 dolar AS atau sekitar Rp28 juta per tiket. Padahal tiket yang dia beli itu tiket kategori 4 (khusus untuk warga Brazil) dengan harga resmi 110 reais atau sekitar Rp600 ribu. Artinya calo itu meraup keuntungan hingga hampir 50 kali lipat per tiket!
"Ya gimana lagi. Saya ingin sekali nonton langsung di stadion. Orang sudah jauh-jauh datang di Brazil," kata Chandra.
Jorge pula yang pada hari berikutnya menawarkan tiket untuk babak final. Dia membuka harga 6.000 dolar AS per tiket atau sekitar Rp70 juta, meski akhirnya dia mau menurunkan hingga ke harga 5 ribu dolar AS per tiket.
Padahal harga tiket resmi babak final terendah cuman 270 reais atau sekita 120 dolar AS.
Namun, Chandra mengaku tidak mau membeli tiket dengan harga per lembar hingga mencapai 5 ribu dolar AS.
"Kalau 5 ribu dolar AS dapat dua tiket saya mau," kata dia, yang Kamis (10/7) berpindah dari Sao Paulo menuju Rio Janeiro.
Jika tetap tidak mendapat tiket, pria yang juga menjabat Ketua Pengurus Daerah Taekwondo Indonesia Jaws Tengah itu, akan nonton di FIFA Fan Fest.
Di Rio de Janeiro, area yang memang disediakan FIFA untuk suporter nonton bersama itu, dibangun di pantai terkenal, Copacabana.
Sementara itu, sejumlah suporter Argentina yang Rabu (9/7) mendampingi Leonel Messi dan kawan-kawan tampil di semifinal yang digelar di Stadion Arena Corinthians Sao Paulo, Kamis (10/9) siang berbondong-bondong menuju Rio de Janeiro.
Pengusaha asal Semarang yang datang ke Brazil bersama seorang temannya itu, memang berangkat tanpa memiliki tiket pertandingan. Meski demikian, dia tetap betekad ingin nonton langsung. Rencananya, akan beli tiket lewat calo.
Kebetulan, di Sao Paulo --kota pertama tujuan dia di Brazil-- dia menginap di hotel yang dekat dengan tempat penjualan tiket Piala Dunia di kawasan Jardins, Iberapuera.
Di sekitar tempat penjualan tiket resmi itu, banyak beroperasi calo tiket yang mengincar calon penonton yang tidak berhasil beli tiket di tempat penjualan resmi.
Waktu babak semifinal antara Argentina vs Belanda yang digelar di Stadion Arena Corinthians, Sao Paulo, Rabu (9/7), Candra sempat ditawari calo di Ibirapuera. Dia ditawari dua tiket dengan harga masing-masing 3.000 dolar AS.
Chandra sempat menawar 2.000 dolar AS per tiket. Tapi, calo yang mengaku warga Sao Paulo itu menolak keras. Dia bertahan dengan harga terakhir 2.500 solar AS per tiket. Namun, saat itu Chandra menolak.
Akhirnya, pada hari pertandingan Chandra mau tidak mau membeli tiket dari calo. Namun, bukan call Sao Paulo itu. Dia malah membeli dari orang Argentina yang kebetulan menginap di hotel yang sama.
Orang Argentina ternama Jorge Itu mengaku ingin nonton. Namun, melihat bahwa dia juga punya beberapa tiket cadangan, bisa jadi dia datang ke Brasil sekalian sambil nyalo tiket.
Dari Jorge, Chandra mendapat harga 2.300 dolar AS atau sekitar Rp28 juta per tiket. Padahal tiket yang dia beli itu tiket kategori 4 (khusus untuk warga Brazil) dengan harga resmi 110 reais atau sekitar Rp600 ribu. Artinya calo itu meraup keuntungan hingga hampir 50 kali lipat per tiket!
"Ya gimana lagi. Saya ingin sekali nonton langsung di stadion. Orang sudah jauh-jauh datang di Brazil," kata Chandra.
Jorge pula yang pada hari berikutnya menawarkan tiket untuk babak final. Dia membuka harga 6.000 dolar AS per tiket atau sekitar Rp70 juta, meski akhirnya dia mau menurunkan hingga ke harga 5 ribu dolar AS per tiket.
Padahal harga tiket resmi babak final terendah cuman 270 reais atau sekita 120 dolar AS.
Namun, Chandra mengaku tidak mau membeli tiket dengan harga per lembar hingga mencapai 5 ribu dolar AS.
"Kalau 5 ribu dolar AS dapat dua tiket saya mau," kata dia, yang Kamis (10/7) berpindah dari Sao Paulo menuju Rio Janeiro.
Jika tetap tidak mendapat tiket, pria yang juga menjabat Ketua Pengurus Daerah Taekwondo Indonesia Jaws Tengah itu, akan nonton di FIFA Fan Fest.
Di Rio de Janeiro, area yang memang disediakan FIFA untuk suporter nonton bersama itu, dibangun di pantai terkenal, Copacabana.
Sementara itu, sejumlah suporter Argentina yang Rabu (9/7) mendampingi Leonel Messi dan kawan-kawan tampil di semifinal yang digelar di Stadion Arena Corinthians Sao Paulo, Kamis (10/9) siang berbondong-bondong menuju Rio de Janeiro.
Mereka akan menonton partai final antara Argentina lawan Jerman, Minggu (10/7).
Sebagian dari suporter itu naik bus, terminal Tiete. Para suporter yang dari kaus dan jaketnya bisa diketahui adalah pendukung Argentina itu, cukup banyak dan membuat antrean di loket bus terminal Tiete sangat panjang.
Dari Sao Paulo ke Rio de Janeiro, selain naik bus cepat, juga bisa ditempuh dengan naik pesawat terbang. Namun, banyak juga yang memilih naik bus. Selain karena harga tiket bus lebih murah (antara 80-160 reais untuk rite Sao Paulo-Rio de Janeiro sekali jalan. Jumlah itu setara dengan Rp450.000 sampai Rp900.000), busnya juga nyaman.
Waktu tempuh antara 6-6,5 jam. Namun, Kamis (10/7), waktu tempuh bus-bus itu molor hingga hampir sembilan jam. Bisa jadi karena lalu lintas sangat padat antara Sao Paulo-Rio de Janiero malam itu.
Sementara itu, hotel-hotel di Rio mulai dipenuhi tamu. Meski, harga hotel juga dipatok jauh lebih tinggi dari biasanya.
Sebagian dari suporter itu naik bus, terminal Tiete. Para suporter yang dari kaus dan jaketnya bisa diketahui adalah pendukung Argentina itu, cukup banyak dan membuat antrean di loket bus terminal Tiete sangat panjang.
Dari Sao Paulo ke Rio de Janeiro, selain naik bus cepat, juga bisa ditempuh dengan naik pesawat terbang. Namun, banyak juga yang memilih naik bus. Selain karena harga tiket bus lebih murah (antara 80-160 reais untuk rite Sao Paulo-Rio de Janeiro sekali jalan. Jumlah itu setara dengan Rp450.000 sampai Rp900.000), busnya juga nyaman.
Waktu tempuh antara 6-6,5 jam. Namun, Kamis (10/7), waktu tempuh bus-bus itu molor hingga hampir sembilan jam. Bisa jadi karena lalu lintas sangat padat antara Sao Paulo-Rio de Janiero malam itu.
Sementara itu, hotel-hotel di Rio mulai dipenuhi tamu. Meski, harga hotel juga dipatok jauh lebih tinggi dari biasanya.
*) Penulis adalah wartawan
Oleh Agung Pamujo
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014