Gaza/Jerusalem (ANTARA News) - Israel terus menekan pada hari keempat serangannya ke Gaza pada Jumat, memukul kantung-kantung yang dikuasai Hamas dari udara dan laut sementara pejuang Palestina melancarkan serangan roket ke negara Yahudi itu.
Setidaknya 82 warga Palestina, kebanyakan warga sipil, terbunuh dalam serangan yang menurut Israel diluncurkan untuk mengakhiri serangan roket terus menerus ke populasi sipil, beberapa mencapai Tel Aviv dan Jerusalem.
Pemimpin Israel menyatakan kemungkinan invasi menggunakan serangan darat dan siap mengerahkan sekitar 20.000 tentara cadangan, demikian seperti dilansir kantor berita Reuters.
Petugas medis Gaza menyatakan empat orang terbunuh dalam serangan sebelum fajar yang dilakukan Israel. Militer Israel menyatakan serangan laut dan udara diluncurkan dini hari namun tidak memberikan keterangan detail.
Serangan udara ke satu rumah di Gaza City membunuh seorang pria yang menurut petugas adalah seorang dokter dan ahli farmasi. Petugas medis dan farmasi mengatakan pesawat Israel mengebom rumah tiga lantai di Rafah dan menyebabkan tiga orang tewas.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pernyataan di televisi pada Kamis (10/7) bahwa: "Sejauh ini pertempuran bergerak maju sesuai rencana, tapi kita mengharapkan langkah lebih lanjut di masa depan. Sampai sekarang, kita telah memukul Hamas dan organisasi teror dengan keras dan sementara pertempuran berlanjut kita akan meningkatkan serangan ke mereka."
Sementara Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon mengatakan: "Kita masih punya hari-hari panjang pertarungan di depan kita."
Ketika ditanya tentang pernyataan Yaalon tersebut, juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan,"Kami siap bertempur sampai akhir."
Militer Israel mengatakan bahwa sejak Selasa (8/7) lebih dari 470 proyektil sudah ditembakkan ke Israel oleh Hamas.
Serangan itu tidak menyebabkan korban tewas atau luka serius, sebagian karena dicegat oleh sistem pertahanan udara Iron Dome milik Israel yang sebagian didanai oleh Amerika Serikat.
Menurut Gedung Putih, Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan kepada Netanyahu dalam pembicaraan telepon pada Kamis (10/7) bahwa Amerika Serikat bersedia membantu merundingkan gencatan senjata.
Presiden Prancis Francois Hollande juga menyuarakan perhatiannya pada kematian warga sipil dan menyerukan gencatan senjata.
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014