Jakarta (ANTARA) - Cabai merupakan bahan makanan yang memberi rasa pedas untuk masakan. Tidak hanya ada di Indonesia, tanaman cabai juga punya banyak jenis di dunia.

Bahkan, beberapa jenis cabai ini punya tingkat kepedasan berbeda dari pedas sampai super pedas berdasarkan skala Scoville.

Skala Scoville sendiri merupakan skala pengukuran kepedasan kapsaisin atau cabai, dengan satuan pengukurannya menggunakan Scoville Heat Units (SHU). Berikut beberapa jenis cabai di dunia, dilansir Chili Pepper Madness dan berbagai sumber:

1. Cabai jalapeño

Cabai ini berasal dari Meksiko, memiliki bentuk yang mirip seperti cabai hijau, tapi ukurannya lebih besar. Cabai jalapeno dianggap sebagai jenis cabai yang cukup pedas, bisa mencapai level kepedasan 8.000 Skala Scoville. Cabai ini biasanya digunakan untuk masakan tumisan hingga pasta.

Baca juga: Resep sambal dadak khas Sunda

Baca juga: Kombinasi pedas dan aroma khas sambal terasi, resep yang wajib dicoba

2. Cabai pepper X

Cabai yang berasal dari Amerika Serikat ini, menjadi cabai nomor 1 terpedas di dunia. Cabai Pepper X memiliki bentuk bulat, teksturnya bergelombang, dan warnanya hijau kekuningan, serta tumbuh sepanjang 2-3 inci. Cabai ini telah diakui oleh Guinness World Records sebagai cabai terpedas di dunia, dengan kadar kandungan 2,69 juta SHU.

3. Cabai piri piri

Cabai piri piri berasal dari Afrika. Cabai ini memiliki warna oren kemerahan berkulit tipis. Selain itu, cabai ini biasanya digunakan dalam resep ayam Portugis. Cabai piri piri memiliki skala kepedasan 60.0000 hingga 175.000 SHU.

4. Cabai 7-pot barrackapore

Cabai ini berasal dari berasal dari Trinidad. Cabai 7-Pot Barrackapore ini memiliki kulit berbintik-bintik dan membentuk ekor, warna awalnya hijau dan jika matang menjadi warna merah terang. Cabai ini memiliki skala kepedasan mencapai 1.000.000 SHU.

5. Cabai Shishito

Cabai Shishito berasal dari Jepang memiliki ukuran kecil dan rasa pedasnya ringan yang cenderung memiliki rasa manis. Dengan tingkat kepedasan sekitar 200 SHU.

6. Cabai padron

Cabai ini meskipun disukai di Spanyol, namun diperkirakan berasal dari Meksiko. Cabai Padro memiliki warna hijau zamrud berkulit tipis, dan rasa pedasnya hampir terasa ringan, dengan tingkat kepedasan sekitar 500 hingga 1.000 SHU.

Baca juga: Sejarah dan resep untuk membuat sambal rica-rica khas Manado

7. Cabai Aji cito

Cabai ini berasal dari Peru dan memiliki warnanya oren kekuningan sedikit seperti jeruk. Cabai bisa digunakan dalam salad atau salsa, dan lebih enak jika dikeringkan atau dijadikan bubuk. Cabai ini memiliki tingkat kepedasan sekitar 80.000-100.000 SHU.

8. Cabai Anaheim

Cabai ini berasal dari Anaheim, California, memiliki rasa pedas yang ringan dengan tingkat kepedasan 500-2.500 SHU. Cabai Anaheim memiliki ciri berukuran sedang yang tumbuh hingga 6-10 inci panjangnya dan jika matang warnanya hijau tua/kemerahan, tetapi ada juga warna merah penuh.

Cabai ini merupakan salah satu cabai yang paling umum di Amerika Serikat dan digunakan dalam banyak makanan dan resep.

9. Cabai ghost pepper (bhut jolokia)

Cabai yang banyak dibudidayakan di wilayah Timur Laut India ini sempat mendapat penghargaan sebagai cabai terpedas di dunia oleh Guinness World Records pada tahun 2007.

Cabai ghost pepper memiliki ukuran panjang hingga 3,3 inci dan biasanya berwarna merah. Cabai ini memiliki tingkat kepedasan sekitar 1 juta SHU saat pengujian tingkat rasa pedasnya.

10. Cabai Aleppo

Cabai Aleppo juga disebut halaby pepper banyak ditanam di Suriah dan Turki. Cabai Aleppo mempunyai bentuk medium dan tebal, warnanya akan berubah menjadi merah burgundy saat sudah matang.

Selain disajikan dalam bentuk segar, cabai Aleppo biasanya dikeringkan dan digiling kasar atau dihancurkan untuk menjadi cabai bubuk. Jenis cabai yang banyak digunakan dalam hidangan Timur Tengah dan Mediterania ini memiliki tingkat kepedasan sekitar 10.000 SHU.

Baca juga: Skala kepedasan cabai di Indonesia

Baca juga: Ragam jenis cabai di Indonesia

Baca juga: Cabai itu buah atau sayur?

Pewarta: Sri Dewi Larasati
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024