Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa menyebut museum tersebut sebagai prototipe pariwisata regeneratif berbasis budaya, bagian dari upaya pengembangan pariwisata berkelanjutan.
"Tentu budaya ini tidak boleh hilang begitu saja di tengah dunia yang semakin modern. Kita harap budaya Bali ini terus berkembang. Konsep prototipe seperti ini bisa terus kita kembangkan dan diperluas kedepannya," katanya sebagaimana dikutip dalam siaran pers kementerian di Jakarta, Jumat.
Dalam pertemuan dengan pengelola museum di Jakarta pada Rabu (30/10), Puspa mengatakan bahwa pendirian museum tersebut selaras dengan upaya pemerintah dalam mengembangkan pariwisata sekaligus melestarikan budaya lokal dengan melibatkan masyarakat.
Museum Kehidupan Samsara atau Samsara Living Museum bisa menjadi tempat warga maupun wisatawan untuk mempelajari siklus hidup dan budaya masyarakat Bali.
Pendiri Samsara Living Museum Ida Bagus Agung Gunartha mengemukakan perlunya penerapan pendekatan yang out of the box dalam mengembangkan potensi pariwisata di wilayah Karangasem.
"Dari proses pemetaan yang kita lakukan di Karangasem ternyata memang yang selalu ada melekat di setiap aset gitu ya, human-nya, spiritualnya, adalah sisi autentisitasnya," kata Ida.
Dengan menerapkan konsep destinasi wisata regeneratif, ia mengatakan, Kabupaten Karangasem bisa mengembangkan usaha pariwisata dengan tetap mengedepankan kepentingan masyarakat Bali.
Ia mencontohkan, pelaksanaan kegiatan upacara adat atau tradisi menganyam bambu yang dikemas dalam konsep museum kehidupan nyatanya mampu menjadi daya tarik wisatawan.
"Kami akhirnya jadikan itu sebagai unique selling point. Dan harapan kami ada satu payung program pengembangan yang memungkinkan merangkul sahabat di Mentawai, Baduy, Dayak, Sumba, (sehingga) ini jadi bagian dari ekosistem yang lebih besar lagi," katanya.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Hariyanto menyebut Museum Kehidupan Samsara sebagai wujud dari kekuatan pariwisata berbasis budaya.
"Tentu kami dalam posisi mendukung sepenuhnya, bahkan nanti kalau diperlukan, pengembangan jejaring dapat kami kuatkan dan kami fasilitasi untuk disebarluaskan khususnya ke desa-desa wisata," kata Hariyanto.
Baca juga: Mengenal siklus hidup manusia Bali dari museum Samsara
Baca juga: Kampanye RajegBali promosikan wisata otentik keberlanjutan
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024