Washington (ANTARA) - Sekitar 70 persen warga Amerika Serikat (AS) mengaku merasa "cemas" atau "frustrasi" menjelang pelaksanaan hari pemilihan di negara adidaya tersebut, menurut survei yang dirilis Kamis (31/10).
Survei dari The Associated Press-NORC Research Center menunjukkan bahwa baik pendukung Demokrat maupun Republik cenderung memiliki perasaan yang sama tentang pemilihan ini. Namun, pendukung Demokrat lebih mungkin merasa "cemas" dibandingkan pendukung Republik.
Kelompok independen juga merasakan frustrasi yang sama, tetapi "kurang bersemangat, kurang tertarik, dan kurang cemas" dibandingkan dengan partisan mereka, menurut survei tersebut.
Orang dewasa kulit hitam merasa "lebih antusias" terhadap persaingan antara Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan Presiden AS serta calon dari Partai Republik, Donald Trump, dibandingkan dengan orang dewasa kulit putih, dan "lebih kecil kemungkinannya" merasa "frustrasi atau cemas" tentang kampanye ini.
Hispanik juga "kurang frustrasi" terkait kampanye dibandingkan dengan warga kulit putih.
Saat jutaan warga Amerika akan menuju tempat pemungutan suara pada 5 November mendatang, Harris dan Trump bersaing ketat secara nasional, dengan sebagian besar survei menunjukkan mereka hanya terpaut antara 1 persen hingga 3 persen suara.
Persaingan ini semakin ketat jika melihat tujuh negara bagian kunci, di mana rata-rata survei dari lima negara bagian -- Nevada, Wisconsin, Michigan, North Carolina, dan Pennsylvania -- menunjukkan selisih antara kedua calon hanya 1 persen atau kurang.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Ekonom Mandiri ungkap risiko ekonomi RI jika Trump menang Pemilu AS
Baca juga: Debat capres: Harris ingin AS menangi perang teknologi lawan China
Baca juga: Beijing minta China tidak jadi isu dalam kampanye pilpres AS
Penerjemah: Primayanti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024