Saat Pelita Jaya juara IBL 2024, tidak sedikit yang mencibir bahwa kesuksesan itu didapat dari kontribusi para pemain asing yang berkelas. Namun, anggapan itu dipatahkan ketika Pelita Jaya Jakarta kembali juara turnamen pramusim IBL All Indonesian 2024, dengan melawan tim yang sama di final, Satria Muda Pertamina Jakarta.
Bahkan, kemenangannya pun identik dengan musim IBL 2024, yakni dengan kedudukan 2-1, kalah terlebih dulu di game kesatu.
Kemampuan manajerial Johannis Winar tidak bisa diragukan lagi di sini. Pelita Jaya mengikuti tiga kompetisi musim ini, dan dua di antaranya keluar sebagai juara.
IBL 2024 menunjukkan manajemen kepelatihan Coach Ahang yang apik dalam mengelola para pemainnya satu sama lain. Mereka memiliki kedalaman tim yang bisa diandalkan dan saling menutupi satu sama lain, sehingga tiap pemain memiliki tugas masing-masing. Alhasil, saat PJ menjuarai liga 2024, semua pemain berperan.
Di IBL All Indonesian 2024, Johannis Winar menunjukkan kemampuannya dalam mengasah talenta pemain muda. Lima menit terakhir laga penentuan di final IBL All Indonesian 2024, yang menentukan kemenangan Pelita Jaya, adalah kepercayaan Johannis Winar yang menurunkan seluruh pemain mudanya.
Baca juga: Pemain-pemain kunci di balik sukses Pelita Jaya Jakarta musim ini
Hasilnya, Johannis tidak membuat kesalahan dengan mempercayakan gelar juara pada para pemain muda Pelita Jaya.
Jika melihat kompetisi BCL Asia 2024, sebenarnya hasilnya tidaklah mengecewakan bagi tim asal Indonesia.
Pelita Jaya berhasil mengalahkan delapan juara di liga basket top Asia, dan hanya mengalami satu kekalahan dari total sembilan laga yang dimainkan pada tiga fase kompetisi.
Di dua babak kualifikasi BCL Asia 2024, Pelita Jaya berhasil menyapu bersih kemenangan 6-0. Mereka mengalahkan juara Thailand Hi-Tech Baskteball, juara Mongolia yang bola basketnya sedang berkembang Ulaanbaatar Xac Broncos, juara Singapura Adroit Club, juara IBL 2023 Prawira Bandung, juara Malaysia NS Matrix, dan Hong-Kong Eastern.
Di babak utama BCL Asia 2024, Pelita Jaya berhasil mengalahkan juara tiga kali berturut-turut liga basket Iran, Shahdari Gorgan, dan juara Korea Selatan KCC Busan Egis. PJ hanya kalah dari juara liga Jepang, Hiroshima Dragonflies.
Bermain di dua kompetisi sekaligus dalam waktu yang bersamaan, namun Pelita Jaya masih bisa menampilkan performa top. Manajemen yang dilakukan oleh Johannis Winar dalam rotasi pemain jelas sangat berperan di sini.
Baca juga: Adu strategi pelatih lokal di Final IBL All Indonesian
Selanjutnya: Pelatih-pelatih Indonesia
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024