Koba, Babel, (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, meningkatkan peran pos pelayanan terpadu (posyandu) di setiap desa untuk memantau tumbuh kembang anak dan mencegah stunting.

"Peran posyandu sangat penting, maka harus aktif dan dihidupkan di setiap desa," kata Kepala Dinas Kesehatan (DInkes) Bangka Tengah Zaitun di Koba, Kamis.

Menurut dia, memperkuat peran posyandu bagian dari cara yang cukup masif dalam mencegah kejadian stunting di masyarakat.

Baca juga: Bangka Tengah optimalkan peran Pokjanal Posyandu cegah stunting

Menurut dia, sebanyak 140 posyandu yang tersebar di setiap desa harus aktif menjalankan kegiatan dalam memantau tumbuh kembang anak.

"Data dan riwayat kesehatan dari posyandu itu sangat penting sebagai barometer untuk penanganan kasus stunting," ujarnya.

Pemkab Bangka Tengah juga mendorong Kelompok Kerja Operasional Pos Pelayanan Terpadu (Pokjanal Posyandu) agar berpartisipasi aktif mencegah kasus stunting.

Baca juga: Penguatan kader posyandu dinilai penting untuk tekan angka stunting

Kasus stunting di Kabupaten Bangka Tengah, turun tiga persen dari 21,2 persen pada 2022 menjadi 18,2 persen pada 2023, karena komitmen berbagai pihak dalam menekan laju kasus gagal tumbuh pada anak itu.

"Capaian ini tentu merupakan kabar gembira dan tidak lepas dari kerja sama dan sinergi semua pihak yang terus konsisten menekan laju prevalensi stunting," ujarnya.

Zaitun mengatakan, para kader posyandu juga harus ditingkatkan perannya dalam memperhatikan persoalan kesehatan, terutama ibu hamil dan balita.

Baca juga: 126 kader Posyandu diedukasi soal pencegahan stunting

"Kasus stunting itu harus kita deteksi mulai dari ibu hamil atau bayi masih dalam kandungan, sehingga bisa diberikan asupan gizi yang seimbang agar anak lahir tidak dalam kondisi stunting," ujarnya.

Pewarta: Ahmadi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024