Birokrasi menjadi penghambat utama di bidang pembangunan di Indonesia."

Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai bahwa perbedaan hasil hitung cepat (quick count) pemilihan umum presiden (pilpres) dari lembaga survei tidak terlalu mempengaruhi psikologis investor di pasar modal.

"Walaupun ada perbedaan, tetapi proses pilpres berlangsung cukup lancar, tertib, dan masyarakat juga antusias sehingga membuat kepercayaan investor tetap baik terhadap pasar modal," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI Hoesen di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan, melihat kondisi yang baik itu, maka pelaku pasar kembali melanjutkan aksi beli saham di BEI, sehingga indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali meningkat.

Dalam data BEI, penguatan IHSG pada Kamis ini merupakan lanjutan kenaikan hari sebelumnya. Pada Senin (7/7), IHSG BEI naik 1,70 persen ke posisi 4.989, dan Selasa (8/7) IHSG meningkat 0,72 persen menjadi 5.024 poin.

Hoesen mengemukakan, siapa pun pemenang pilpres tahun ini adalah pilihan masyarakat Indonesia.

Anggota Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Budi Frensidy secara terpisah mengemukakan, salah satu hal utama yang harus dibenahi oleh presiden mendatang adalah birokrasi karena harus ramah bagi investor.

"Birokrasi menjadi penghambat utama di bidang pembangunan di Indonesia. Presiden RI mendatang harus bisa mengatasi itu," katanya.

Selain itu, ia menambahkan, pemerintah mendatang juga harus mendorong pembangunan infrastruktur di daerah-daerah agar pertumbuhan ekonomi bisa merata. (*)

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014