Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Jumat pagi, naik mendekati level Rp9.200 per dolar AS menjadi Rp9.207/9.212 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.219/9.220 atau mengalami kenaikan sebesar 12 poin.
Pengamat Pasar Uang Farial Anwar mengatakan pergerakan rupiah berada dalam kisaran sempit yang kadang naik atau turun, namun masih dalam kisaran antara Rp9.200 sampai Rp9.220 per dolar AS, meski mata uang lokal itu saat ini menguat.
Hal ini disebabkan tidak ada faktor penggerak yang memicu pelaku pasar bergariah masuk ke pasar uang maupun pasar saham, katanya.
Pasar valas, lanjut dia mulai lesu, karena pelaku pasar mempersiapkan diri untuk menyambut liburan panjang hari Raya Idul Fitri, bahkan penawaran obligasi dari pemerintah seperti Surat Utang Negara (SUN) juga sudah tidak ada.
Namun kenaikan rupiah kemungkinan didukung oleh membaiknya pasar saham regional seiring dengan berlanjut membaiknya bursa Wall Street, katanya.
Dia mengatakan faktor pendorong pasar dari internal lesu yang ada cuma dari eksternal, seperti ujicoba nuklir Korea Utara, namun tidak berdampak banyak terhadap pergerakan rupiah.
Pengaruh yang paling banyak berpengaruh terhadap uji coba Korea Utara, kemungkinan besar berpengaruh terhadap Jepang yang mata uangnya terus merosot hingga mencapai 120 yen hampir mendekati penyampaian yen pada tahun lalu tercatat 121,40 yen.
Karena itu, pergerakan rupiah menjelang liburan panjang itu cenderung stabil, akibat aktifitas pasar yang kurang bergairah, tuturnya.
Meski demikian, dolar AS terhadap yen, menurut dia di pasar regional menguat, setelah adanya pernyataan bahwa bank sentral AS masih memerlukan tingkat suku bunga AS naik lagi untuk menekan inflasi, meski pada tahun depan diperkirakan akan menurun.
Dolar AS terhadap yen naik menjadi 119,50 dari sebelumnya 119,30, euro turun jadi 1,2560 dari 1,2575, euro terhadap yen jadi 149,75 dari 150,00.
Menurut dia, pelaku asing memburu dolar AS di pasar regional, karena ada laporan defisit transaksi berjalan AS pada Agustus makin membengkak. (*)
Copyright © ANTARA 2006