Jakarta (ANTARA) - Tim Kerja Penyakit Kanker dan Kelainan Darah dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Theresia Sandra Diah Ratih mengatakan pentingnya skrining kanker payudara sejak dini.

Hal itu dimaksudkan agar para wanita Indonesia, tidak terlambat dalam penangan kanker payudara. Sehingga, masih mudah untuk dilakukan pencegahan.

"Padahal 99 persen kanker payudara itu kalau dilakukan pengobatan pada stadium 1-2, cenderung bisa berhasil dan bisa sembuh," kata Theresia Sandra Diah Ratih di Jakarta, Kamis.

Karena menurut pengalaman dia selama ini, banyak yang datang untuk berobat pasien-pasien yang sudah masuk ke tingkat stadium 3 bahkan 4. Ketika kebiasaan deteksi sejak dini ini tidak dibiasakan, maka penyembuhan untuk para pengidap kanker payudara sulit untuk disembuhkan.

Dalam hal ini Pemerintah tengah berupaya untuk memerikan berbagai fasilitas guna memudahkan para wanita Indonesia untuk mendeteksi kanker payudara sejak dini. Sehingga, penyakit yang banyak ditemukan di Indonesia dn juga dunia itu dapat dihadapi dengan mudah kedepannya.

“Namun sampai sekarang, tetap kondisinya adalah sebagian besar datangnya pada saat yang kondisi sudah stadium 3-4,” ujar dia.

Baca juga: A2KPI tekankan pentingnya penyusunan RAN Kanker Payudara

Hingga saat ini, kanker payudara merupakan jenis kanker terbanyak nomor 2 di kalangan perempuan di Indonesia dan juga menjadi salah satu penyebab utama kematian terkait kanker. Hampir 70 persen diketahui sudah pada stadium lanjut.

Oleh sebab itu, penanganan kanker menjadi salah satu prioritas pemerintah dan rencana strategisnya tertuang dalam Rencana Kanker Nasional 2024 - 2034 yang diluncurkan awal Oktober lalu.

Dalam hal ini, Kementerian Kesehatan berencana untuk menyusun “Rencana Aksi Nasional Kanker Payudara” dan mengadopsi rekomendasi yang diberikan A2KPI (Asosiasi Advokasi Kanker Perempuan Indonesia) sebagai bagian yang tidak terpisahkan.

Untuk diketahui bersama, data dari Global Cancer Observatory (Globocan) 2022, setiap tahunnya, lebih dari 66.000 wanita Indonesia menerima diagnosis kanker payudara dengan tingkat kematian yang sangat tinggi, yaitu 30 persen dari total kasus.

A2KPI juga menyoroti statistik yang memprihatinkan, di mana lebih dari 48 persen pasien didiagnosis pada Stadium III dan 20 persen pada Stadium IV, dan 70 persen pasien meninggal atau mengalami masalah finansial hanya dalam waktu 12 bulan sejak terdiagnosa.

Baca juga: Menkes sebut layanan paliatif kanker masih belum banyak disentuh RS
Baca juga: Kebiasaan yang perlu dihindari untuk mencegah kanker payudara

Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024