Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa langkah kontinjensi penting terutama untuk menyelamatkan anak-anak dalam penanganan bencana.

"Berdasarkan riset, perempuan dan anak-anak memiliki risiko meninggal 14 kali lebih tinggi daripada laki-laki dewasa. Perempuan dan anak sering berada di sekitar rumah, sekolah, dan mereka kurang cepat larinya," kata Unsur Pengarah BNPB Rahmawati Husein, dalam webinar bertajuk "Perencanaan Kontinjensi Menghadapi Megathrust Perspektif Anak", di Jakarta, Kamis.

Rahmawati Husein mengatakan saat terjadi bencana, anak-anak memiliki risiko trauma psikososial lebih tinggi dari orang dewasa, angka putus sekolah anak perempuan tercatat naik akibat bencana, dan kekerasan terhadap anak meningkat.

Ia mengingatkan kemampuan menyelamatkan diri sendiri dalam bencana sangat penting.

Baca juga: Kabasarnas: Simulasi latihan gabungan megathrust asah kewaspadaan 

"Kita harus mengandalkan diri sendiri, tidak bisa mengandalkan orang lain. Korban selamat karena mampu menyelamatkan diri itu ada 34,9 persen, diselamatkan oleh keluarga 31,9 persen, dan diselamatkan oleh tetangga 28,1 persen," katanya.

Menurut dia, potensi terjadinya megathrust di Indonesia sangat tinggi.

Berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI), diketahui bahwa tidak ada satupun kabupaten/kota yang bebas dari ancaman bencana.

"IRBI 2022, sebanyak 293 kabupaten/kota nilai indeks risiko sedang dan 221 kabupaten/kota nilai indeks risiko tinggi," katanya.

Baca juga: RI perkuat sistem peringatan dini gempa dengan teknologi canggih

Berdasarkan The World Risk Index, Indonesia berada di peringkat 35 dari 181 negara paling rentan bencana.

Gempa megathrust merupakan jenis gempa kuat yang terjadi di zona megathrust, yakni zona subduksi aktif di mana lempeng tektonik samudera menekan di bawah lempeng tektonik benua.

Zona megathrust adalah area di mana dua lempeng bertemu dan menghasilkan medan tegangan di kontak antarlempeng.

Jika medan tegangan ini dilepaskan secara mendadak, maka akan terjadi gempa bumi besar.

Baca juga: Simulasi evakuasi gempa dan tsunami di sekolah minimal sekali setahun

"Istilah megathrust berasal dari dua kata, mega yang berarti besar dan thrust yang berarti dorongan atau tekanan. Gempa ini dapat mencapai magnitudo hingga 9,9, menjadikannya salah satu gempa paling kuat yang berpotensi menimbulkan tsunami," kata Rahmawati Husein.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024