Jakarta (ANTARA) -
Soto Sulung adalah salah satu kuliner legendaris yang berasal dari Surabaya, Jawa Timur. Masakan ini memiliki cita rasa yang khas dan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kuliner masyarakat setempat.
 
Soto Sulung berbeda dari soto lainnya karena menggunakan bahan baku daging dan jeroan sapi yang dimasak empuk dan menggunakan kuah yang kaya akan rempah, memberikan rasa yang menggugah selera bagi penikmatnya.

Sebenarnya, hidangan ini tidak memiliki nama khusus. Namun, seiring dengan semakin populernya kelezatannya, makanan ini akhirnya disebut Soto Sulung karena penjualnya berlokasi di Jalan Sulung, Surabaya, Jawa Timur.
 
Dalam penyajiannya, Soto Sulung dilengkapi dengan potongan lontong dan telur rebus yang dibelah dua. Sebagai pelengkap, ditambahkan irisan daun bawang dan daun seledri untuk meningkatkan cita rasa.
 
Soto Sulung terkenal karena cita rasanya yang lezat dan memiliki daya tarik khusus bagi para penggemarnya. Lalu, bagaimana sejarah di balik munculnya Soto Sulung ini? Mari simak ulasannya berikut ini.
 
Sejarah Soto Sulung
 
Soto Sulung yang asli telah ada sejak 1950-an, dibuka oleh Arie Zainal. Ia berasal dari Madura dan pindah ke Surabaya sekitar tahun 1950 untuk berjualan soto daging secara keliling. Kemudian, ia mendapatkan lokasi di Pasar Besar Wetan.
 
Pada tahun 1964, Arie Zainal menetap di Jalan Sulung Sekolahan 1A, tepat di sebelah SDN Alun-Alun Contong, tidak jauh dari Titik Nol Kota Surabaya yang terletak di depan Kantor Gubernur Jawa Timur.
 
Sejak pindah ke Jalan Sulung Sekolahan, soto daging yang dijual oleh Pak Arie Zainal mulai dikenal dengan nama Soto Sulung. Setelah kepergian Pak Arie Zainal, usaha Soto Sulung dilanjutkan oleh anak-anaknya secara bergantian, mulai dari Cak Atim, Cak Suit, hingga saat ini dikelola oleh Ibu Boekajah.
 
Banyak orang mengenal soto ini sebagai hidangan khas Surabaya, sementara yang lain menganggapnya sebagai Soto khas Madura. Keduanya bisa dianggap benar, karena Soto Sulung berasal dari wilayah di Surabaya, tetapi pencipta resepnya adalah orang asli suku Madura.
 
Soto Sulung disajikan dengan potongan lontong dan telur rebus yang dibelah dua. Untuk menambah cita rasa, ditambahkan irisan daun bawang dan daun seledri. Daya tarik utama Soto Sulung terletak pada kuahnya yang segar, sementara daging yang disajikan sangat empuk.
 
Soto Sulung menawarkan cita rasa gurih yang kaya akan rempah, memberikan pengalaman kuliner yang memanjakan lidah bagi siapa saja yang mencobanya. Dengan demikian, simak berikut adalah resep dan cara penyajiannya.
 
Resep Soto Sulung
 
Untuk Anda yang ingin mencoba membuat Soto Sulung di rumah, berikut merupakan resep autentik Soto Sulung yang bisa Anda coba.
 
Bahan-bahan
 
- 150-200 gr daging dan jeroan Sapi
- 3 cm jahe
- 5 butir cengkeh
- 1 batang serai
- 2 lembar daun salam
- 1 lembar daun jeruk
- ½ sdt garam
- ½ sdt Merica
- ½ sdt gula
 
- Minyak untuk menggoreng
- 1 batang daun bawang
- 1 batang seledri
- 11 siung bawang merah (haluskan)
- 5 siung bawang putih (haluskan)
- 2 cm kunyit. Haluskan (haluskan)
- 3 butir kemiri (haluskan)
- 1 cm jahe (haluskan)
- 1 cm lengkuas (haluskan)

Bahan pelengkap (sesuai selera)
 
- Emping
- Jeruk limau
- Bawang goreng
- Kecap manis
- Telor Rebus

Cara membuat Soto Sulung
 
1. Panaskan air hingga mendidih, kemudian masukkan daging, jahe, dan lengkuas. Rebus hingga daging empuk.
 
2. Angkat daging dan tiriskan.
 
3. Tumis bumbu yang telah dihaluskan bersama daun salam dan serai hingga harum.
 
4. Masukkan tumisan bumbu ke dalam air kaldu dan masak hingga harum dan mendidih.
 
5. Tambahkan daging ke dalam kaldu, masak hingga matang, lalu angkat.
 
6. Sajikan soto sulung bersama nasi hangat dan bahan pelengkap.
 
Dengan cita rasa yang unik dan sejarah yang kaya, Soto Sulung tidak hanya menjadi hidangan yang menggugah selera, tetapi juga simbol warisan kuliner Surabaya yang patut dilestarikan.

Baca juga: Asal usul soto medan beserta resepnya

Baca juga: Sejarah dan resep Soto Banjar, mengulik kelezatan kuliner khas Kalsel

Baca juga: Sejarah Soto Lamongan, beserta resep autentiknya

Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024