aksi konvoi massa pendukung, apalagi untuk merayakan pesta kemenangan hasil quick count bisa memprovokasi dan mengancam stabilitas kamtibmasJakarta (ANTARA News) - Indonesia Police Watch (IPW) menilai bahwa Polri perlu mengeluarkan larangan aksi konvoi terhadap kedua kubu pendukung capres-cawapres, guna menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) selama masa penghitungan suara pemilihan umum presiden (Pilpres) 2014.
"Situasi kamtibmas saat ini seperti hamil tua. Polri perlu meminta para kapolda dan kapolres agar melarang aksi konvoi dari massa pendukung kedua pasangan capres-cawapres," kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis.
IPW menilai, pascapengumuman hasil "quick count" (hitung cepat) Pilpres 2014, situasi kamtibmas Indonesia cenderung rentan sebab kontroversi hasil "quick count" semakin berkembang di masyarakat.
"Oleh karena itu, aksi konvoi massa pendukung, apalagi untuk merayakan pesta kemenangan hasil quick count bisa memprovokasi dan mengancam stabilitas kamtibmas," ujar Neta.
Menurut dia, ketegangan bisa muncul bila masing-masing pasangan capres-cawapres dan pendukungnya sama-sama berkeyakinan sebagai pemenang Pilpres 2014.
Ia menyebutkan, setidaknya ada delapan lembaga survei yang mengatakan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai pemenang pilpres, yakni Litbang Kompas, Poltracking, Populi Centre, RRI, LSI, Indikator, SMRC, dan Cyrus Network.
Sementara ada empat lembaga survei lain yang melakukan penghitungan dan mengatakan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang memenangkan pilpres, yaitu JSI, LSN, IRC, dan Puskaptis.
Neta menyampaikan, beberapa jam setelah hasil quick count keluar, para pendukung capres-cawapres sempat melakukan konvoi dan pertemuan akbar di tempat-tempat umum.
"Maka ke depannya, sebelum KPU mengumumkan hasil pilpres yang sesungguhnya, Polri harus berani melarang kegiatan para capres dan pendukungnya yang bersifat konvoi dan massal," tegasnya.
Selain itu, kata dia, Polri perlu meningkatkan kinerja intelijen, Badan Pembinaan Keamanan Dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas), serta patroli di kawasan-kawasan yang cenderung rawan agar bisa melakukan deteksi maupun antisipasi dini.
Lebih lanjut ia mengatakan, IPW berharap kedua pasangan capres mampu mengendalikan tim sukses dan para pendukungnya untuk dapat "mendinginkan situasi", sehingga bangsa Indonesia bisa memiliki presiden baru secara wajar dan normal, tanpa kerusuhan atau kekacauan.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Sutarman mengimbau agar masing-masing kubu capres-cawapres Pilpres 2014 dapat sabar menunggu hasil penghitungan suara yang resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Saat ini sudah diumumkan hasil penghitungan sementara melalui quick count yang dilakukan berbagai lembaga survei. Hasilnya, kedua pihak sudah merasakan kemenangan. Dengan kondisi itu, saya harus mengimbau masing-masing kubu untuk menunggu hasil penghitungan suara yang riil dari KPU untuk menyatakan kemenangan," kata Sutarman dalam konferensi pers di Mabes Polri.
Kapolri mengatakan, walaupun setiap kubu sudah mendeklarasikan kemenangannya berdasarkan hasil hitung cepat, tetapi tim sukses dan para pendukung dari kedua kubu diharapkan tidak terlarut dalam euforia.
"Tidak perlu turun ke jalan karena justru cenderung dapat menimbulkan berbagai masalah. Namun, bagaimanapun Polri tetap siap bekerja untuk mengamankan sekaligus untuk pelayanan kepada teman-teman kita yang turun ke jalan," ujarnya.
Sutarman pun menekankan agar semua pihak menghindari segala bentuk tindakan yang menyimpang dan anarkis yang dapat merugikan masyarakat.
"Karena demokrasi itu dibangun tentunya untuk menyejahterakan rakyat, untuk kedamaian dan keadilan, bukan untuk kekerasan," tegasnya.
(Y012)
Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014