Mimpi burukku tidak pernah seburuh ini, tidak sejauh iniBrasilia (ANTARA News) - Presiden Dilma Rousseff pada Rabu waktu setempat menyatakan keyakinannya bahwa kekalahan memalukan Brasil di Piala Dunia 2014 tidak akan menyulut protes besar-besaran sebagaimana terjadi tahun lalu.
Akan tetapi, Rousseff yang akan menghadapi pemilu ulang pada Oktober nanti mengaku kepada CNN bahwa kekalahan 1-7 dari Jerman pada Rabu pagi WIB melebih mimpi terburuknya.
Pun demikian, turnamen telah berlangsung dengan damai dan "bertabur sukacita", katanya.
"Sepak bola terbuat dari kemenangan dan kekalahan. Itu adalah bagian dan kepingan penting dari pertandingan. Dan kemampuan melewati kekalahan saya pikir menjadi bagian penting dan wajib dari sebuah timnas dan negeri yang besar," ujar Rousseff.
Lebih dari satu juta orang turun ke jalan di Brasil pada masa penyelenggaraan Piala Konfederasi 2013 lalu untuk memprotes anggaran fantastis 11 juta dolar AS yang dihabiskan untuk Piala Dunia dan meminta sebaiknya uang itu digunakan demi meningkatkan kualitas fasilitas kesehatan, pendidikan dan transportasi publik.
Sejumlah aksi protes yang kerap berujung ricuh mulai sepi setelah Piala Konfederasi dan tidak begitu sukses mengundang partisipasi banyak massa selama penyelenggaraan Piala Dunia.
Terkait dengan kekalahan terbesar sepanjang sejarah negara pengoleksi lima gelar juara dunia itu, Rousseff mengatakan ia tidak pernah membayangkan hal semacam itu dapat terjadi.
"Sejujurnya, tidak, tidak pernah sama sekali. Mimpi burukku tidak pernah seburuh ini, tidak sejauh ini," katanya.
"Sebagai penggemar tentu saya sangat sedih, karena saya merasakan duka yang sama dengan para penggemar lainnya. Namun saya juga tahu betul bahwa kami adalah negara yang memiliki satu karakter penting: kami menghadapi tantangan dalam berbagai bentuk apapun dan kami sukses menaklukkannya," ujar pemimpin berhaluan kiri tersebut seperti dikutip AFP.
Penerjemah: Gilang Galiartha
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014