London (ANTARA News) - Pangeran Charles, putra mahkota kerajaan Inggris beserta Puteri Cornwall, meresmikan tugu peringatan untuk korban peristiwa bom Bali di St James Park, Westminster, London, Kamis. Peresmian patung peringatan peristiwa bom Bali itu, yang terjadi di loka wisata pulau Bali, Indonesia, 12 Oktober 2002, digelar oleh kelompok UK Bali Bombing Victims Group (UKBBVG). Pangeran Charles didampingi Puteri Cornwall (Camilla Paker), yang mengenakan busana warna hitam dan topi senada, membuka kain penutup warna biru pada dinding, yang terdapat nama korban. Peresmian itu diawali dengan pembacaan sambutan oleh Menteri Negara urusan Budaya Media dan Olahraga Tessa Jowell, yang dalam sambutannya mengatakan, pada empat tahun lalu terjadi peristiwa dengan 202 orang menjadi korban bom Bali, 28 di antaranya berasal dari Inggris. Tessa Jowell juga menyampaikan bahwa tugu peringatan tersebut merupakan ungkapan rasa kepedihan dan kesetiakawanan. Dengan suara tersedak, Tess Jowell menyebutkan, satu demi satu nama korban asal Inggris. Selanjutnya, dutabesar dengan urutan negara dimulai dari Australia, Brasil, Kanada, Denmark, Ekuador, Prancis, Jerman, Yunani, dan Indonesia, yang disampaikan Dutabesar Berkuasa Penuh Indonesia untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia Marty Natalegawa, meyebutkan satu persatu nama korban dan diahiri dutabesar dari Amerika Serikat dan Taiwan. Seusai pembacaan nama korban, acara dilanjutkan dengan peletakan karangan bunga oleh Pangeran Charles, disaksikan Camilla Paker. Sebelumnya, Dutabesar Indonesia untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia Marty Natalegawa mengatakan bahwa peresmian monumen Bom Bali di London mewujudkan rasa kebersamaan, meskipun mereka datang dari berbagai negara, yang diserang adalah rasa kemanusiaan. Dikatakannya, pada hari itu, keluarga menunjukkan rasa kebersamaan, karena bom Bali merupakan serangan terhadap kemanusiaan. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) bersama keluarga korban menunjukkan rasa kebersamaan dan duka mendalam, katanya. "Untuk masa datang, kita senantiasa bersama menentang segala kejahatan teror dan mengedepankan rasa perdamainan," kata Marty Natalegawa, didampingi Sranya Natalegawa, yang mengenakan kebaya warna hitam dan kain dan selendang batik. Diakuinya, dengan tugu peringatan bom Bali itu, yang tidak jauh dari taman James dan istana Buckingham, ada perasaan campur-aduk antara duka --sampai ada tugu peringatan kejahatan teror di Indonesia-- dan rasa kesedihan serta kepedihan, juga kebersamaan. Menurut Marty Natalegawa, pada minggu lalu, KBRI juga melakukan pertemuan dengan keluarga korban, khususnya yang berasal dari Inggris, dan berusaha merangkul dan berhubungan dengan keluarga korban. Tugu peringatan berbentuk patung dan batu bulatan itu, yang dirancang seniman Gary Breeze dan pemahat Martin Cook, berada di taman terkenal St James dan tidak jauh dari gedung Kementerian Luar Negeri Inggris, bertuliskan "Your were robbed of life, your spirit enriches ours" serta mencatat semua nama korban. Acara tidak lebih dari dua jam itu dilanjutkan dengan peletakan karangan bunga oleh keluarga dan Pangeran Charles, wakil dari kelompok UK Bali Bombing Victims dan Menteri Luar Negeri Inggris Margaret Beckett dan Kelompok Hongkong Rugby Club dan Football Club, yang juga termasuk dalam korban peristiwa bom Bali.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006