Brasil (ANTARA News) - Neymar tertangkap kamera merintih kesakitan di tengah lapangan ketika menang lawan Kolombia pada Sabtu (5/7), di perempat-final piala dunia 2014 dan membuat kekhawatiran fans Brasil memburuk. Konfirmasi selanjutnya datang dari rumah sakit, Neymar akan melewatkan piala dunia karena patah tulang.
Kemudian spekulasi merebak tentang bagaimana Luiz Felipe Scolari membangkitkan tim tanpa top skorer ketika Brasil harus berhadapan dengan Jerman di semi-final, (9/7).
Menurut Jack Lang seperti dilansir di ESPN, hampir semua orang lupa bahwa Brasil kehilangan satu pemain kunci lain di semi-final, yakni Thiago Silva. Silva terkena larangan bermain karena akumulasi kartu.
Itu berarti Brasil kehilangan seorang pemain kunci di lini belakang. The Selecao tercatat tidak pernah kalah di satu pertandingan pun ketika Thiago Silva dan Davd Luiz bermain bersama, malah menang 21 kali. Dan terbukti tidak ada yang mengamankan lini belakang Brasil ketika melawan Jerman.
Bek Napoli Henrique menjadi satu-satunya pilihan. Dante terlihat cukup mampu bermain di lini belakang dan menjadi bagian di piala konfederasi musim panas lalu dengan menyumbang satu gol melawan Italia.
Dante yang bermain di Bayern Muenchen juga punya keuntungan karena tahu luar dalam pemain Jerman. Pengalaman Dante menjadi harapan Scolari agar berbuat banyak di Mineirao.
Pada akhirnya, Brasil dihancurkan Jerman 1-7. Namun Dante tidak bisa disalahkan atas kekalahan Brasil.
Menurut Lang, Kekalahan itu karena lini tengah Jerman yang leluasa melancarkan umpan-umpan dan membangun serang. Dengan dipilihnya Bernard dari pada Paulinho oleh Scolari, Toni Kroos, Bastian Schweinteiger dan Sami Khedira leluasa bermain lini tengah dan mengirim bola ke depan. Luiz Gustavo dan Fernandinho kalah jumlah.
Sementara di sayap, Maicon lebih dipilih dari pada Dani alves membuat Mesut Ozil juga bermain leluasa.
"Saya tidak bisa mengubah apapun... Gol itu datang setelah gol yang lain," kata mantan pelatih Chelsea.
Sementara kapten Brasil David Luiz mengatakan, "Saya ingin meminta maaf kepada seluruh masyarakat Brasil."
Malam itu menjadi bukti kehancuran pertahanan Brasil dan harapan mengangkat tropi piala dunia 2014 di rumahnya sendiri sirna.
Penerjemah: Okta Antikasari
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014