Jakarta (ANTARA) - Seperti kota-kota lain di Indonesia, Makassar yang merupakan ibu kota Sulawesi Selatan juga memiliki kuliner khas. Jika banyak daerah di Nusantara memiliki soto yang dinamai sesuai asalnya seperti Soto Betawi, Soto Kudus dan Soto Banyumas maka Makassar memiliki Coto Makassar.

Sejarah Coto Makassar

Masyarakat Makassar memiliki beragam upacara tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi. Upacara-upacara ini erat kaitannya dengan kepercayaan kuno mereka, yang berakar pada animisme dan dinamisme. Berdasarkan kepercayaan ini, orang Makassar kerap mengadakan ritual untuk menghormati para dewa dan arwah leluhur. Salah satu upacara tersebut adalah Gaukan, yang melibatkan pemberian sesaji kepada para dewa dan leluhur.

Dalam upacara ini, mereka mempersembahkan hewan kurban seperti ayam, kambing atau kerbau, dengan kurban kerbau dianggap sebagai bentuk penghormatan tertinggi. Tradisi ini juga memengaruhi kuliner Makassar, di mana mereka mengolah daging, tulang dan bagian dalam kerbau menjadi hidangan khas. Jeroan seperti usus, hati, limpa dan jantung diolah menjadi hidangan yang dikenal sebagai coto, sementara tulang dan kikilnya digunakan untuk membuat masakan khas seperti konro dan sup kikil.

Masyarakat Makassar memiliki aturan khusus dalam menikmati Coto Makassar. Hidangan ini tidak disajikan saat sarapan, makan siang atau makan malam, melainkan sebagai makanan selingan yang biasanya disantap antara pukul 09.00 hingga 11.00 pagi.

Resep dan cara membuat Coto Makassar

Coto Makassar memiliki cita rasa gurih yang berasal dari rebusan daging, jeroan dan rempah-rempah. Jika Anda ingin mencoba membuat Coto Makassar sendiri di rumah, berikut adalah cara untuk membuat Coto Makassar di rumah yang diambil dari buku Koleksi Resep Soto & Sup Nusantara oleh Arum dan Dewi Asih. Resep ini ditujukan untuk porsi lima orang:

Resep Coto Makassar

Bahan dan bumbu

Bahan untuk merebus:
  • 2 liter air
  • 400 gram jeroan sapi
  • 250 gram daging sapi sandung lamur
  • 3 cm lengkuas
  • 2 batang serai
  • 3 lembar daun salam
  • 3 sdm minyak untuk menumis

Bumbu halus:
  • 8 butir bawang merah
  • 5 siung bawang putih
  • 5 butir kemiri
  • 1 sdm ketumbar, sangrai
  • 2 cm kunyit
  • 2 cm jahe
  • ½ sdt jintan, sangrai
  • 2 sdt garam
  • 1 sdt lada butir
  • 200 gram kacang tanah, sangrai dan tumbuk kasar

Bahan pelengkap
​​​​
  • Bawang goreng
  • Irisan daun bawang
  • Irisan seledri
  • Buras (lepet ketan)

Bahan sambal tauco
  • 3 buah cabai merah
  • 15 buah cabai rawit
  • 3 sdm tauco
  • 2 butir kemiri, sangrai
  • 1 sdm air jeruk nipis
  • ½ sdt garam
  • ¼ sdt gula merah, sisir halus

Cara membuat

1. Rebus jeroan dan daging
  • Rebus jeroan sapi dan daging sandung lamur bersama lengkuas, serai dan daun salam sampai empuk.
  • Potong-potong daging dan jeroan, lalu masukkan kembali ke dalam rebusan.

2. Tumis bumbu halus
  • Tumis bumbu halus sampai harum.
  • Masukkan tumisan bumbu ke dalam rebusan, tambahkan kacang tanah.
  • Masak dengan api kecil sampai kuah mendidih. Angkat.

3. Penyajian
  • Sajikan coto dalam mangkuk.
  • Taburi dengan bawang goreng, daun bawang dan seledri.
  • Sajikan bersama sambal tauco dan buras.


Baca juga: Tradisi makan coto Makassar jelang Ramadhan di Sulsel

Baca juga: Lezatnya hidangan dari perairan Celebes

Baca juga: Kedutaan Besar Indonesia di Madrid gelar sajian masakan Makassar

Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024