Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Madjdi Ali menegaskan, pihaknya optimis dapat mengumpulkan premi sekitar Rp3,9 triliun atau bahkan di atas Rp4 triliun pada tahun ini. "Waktu memang tinggal tersisa tiga bulan lagi, tetapi biasanya dalam satu bulan terakhir, semua setoran premi akan naik cukup tajam," kata Madjdi Ali, yang didampingi oleh Direktur Pemasaran AJB Bumiputera Soeseno Hario Saputro, kepada pers di Jakarta, Kamis. Menurut Madjdi, pada awal tahun 2006, perusahaan mentargetkan penerimaan premi asuransi tumbuh 30 persen dibanding dari tahun sebelumnya, sehingga jumlah kesuluruhan akan mencapai angka sekitar Rp3,9 triliun. "Jumlah itu betul-betul riil pendapatan dari premi asuransi, bukan dari produk unit link seperti asuransi lainnya, karena pendapatan premi murni itu sesungguhnya berbeda dengan produk investasi yang suatu saat dapat ditarik dananya oleh pemiliknya," katanya. Madjdi Ali menguraikan, jumlah premi saat ini telah mencapai Rp2,6 triliun, atau sekitar 35 persennya berasal dari sumbangan premi baru (new business), sedang sisanya merupakan sumbangan dari premi yang sudah ada. "Jumlah premi baru yang tumbuh cukup besar itu merupakan kepercayaan masyarakat kepada Bumiputera masih cukup tinggi," katanya. Tingkat kepercayaan masyarakat masih tinggi itu, kata Madjdi Ali dapat ditunjukkan, setiap pemilihan "Agent of the Year" yang setiap tahun dilaksanakan oleh Assosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, agen-agen dari Bumiputera selalu mendapatkan penghargaan tertinggi dari asosiasi tersebut, karena dapat menjual produk terbanyak dan jumlah terbesar. "Mana mungkin kalau masyarakat tidak kenal dengan Bumiputera, para agennya dapat menjual produk asuransi dengan hasil yang besar," katanya. Pada kesempatan itu ia juga menyampaikan jurus jitu untuk menaikkan jumlah premi. "Saat ini, pihaknya sedang menggalakkan penjualan produk konvensional, produk syariah dan produk kumpulan. Dengan jaringan kantor cabang di seluruh Indonesia, maka produk syariah masih dapat dioptimalkan," katanya, seraya menambahkan, sampai saat ini Bumiputera belum mengoptimalkan penjualan produk asuransi kumpulan, meskipun potensi pasar di lapangan masih terbuka luas.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006