Jakarta (Antara) - Sebanyak tujuh distrik di Kabupaten Yahukimo, Papua, akan melakukan pemungutan dan penghitungan suara susulan untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014, kata Komisioner Komisi Pemilihan Umum Ferry Kurnia Rizkiyanysah di Jakarta, Rabu.
"Di Yahukimo ada tujuh distrik yang belum melakukan pemungutan dan penghitungan suara hari ini (Rabu), karena kendala cuaca buruk logistiknya baru tiba hari ini. Untuk itu akan dilakukan mekanisme pemilu susulan," kata Ferry di Gedung KPU Pusat.
Penundaan pemungutan dan penghitungan suara tersebut dilakukan karena logistik untuk Pilpres baru tiba di tujuh distrik pada Rabu.
Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay ketika ditemui secara terpisah mengatakan mekanisme pelaksanaan pemilu susulan dilakukan setelah ada pembatalan yang melibatkan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Yahukimo.
"Wewenang itu ada di lembaga penyelenggara di tingkat atasnya, kalau kejadiannya di tingkat kecamatan berarti keputusan ada di KPU kabupaten-kota setelah mendapatkan rekomendasi dari Panwaslu," kata Hadar.
Staf KPU Kabupaten Yahukimo Deef, ketika dihubungi Antara dari Jakarta, mengatakan kondisi cuaca yang labil menyebabkan proses distribusi dari Kantor KPU Kabupaten terhambat ke distrik.
"Dari Kantor KPU Kabupaten Yahukimo, surat suara itu didistribusikan ke 51 distrik lalu ke PPS (Panitia Pemungutan Suara) baru ke TPS. Sejak pagi tadi baru tujuh distrik yang didistribusikan," kata Deef.
Proses pendistribusian logistik di Yahukimo memerlukan waktu dan tenaga ekstra karena perjalanan dari distrik menuju ke desa hanya bisa dilakukan dengan berjalan kaki.
"Dari Kantor KPU Kabupaten ke distrik itu, kami menggunakan pesawat kecil untuk mendistribusikannya, lalu dari distrik ke desa itu diangkut dengan berjalan kaki," ujarnya.
Dengan kondisi seperti itu, belum dapat dipastikan pemungutan suara Pilpres di Yahukimo dapat berlangsung serentak pada Rabu (9/7).
Pada Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD sebelumnya, Yahukimo juga mengalami keterlambatan logistik sehingga dilakukan pemungutan suara susulan.
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014