Jakarta (ANTARA) - Sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim serta jumlah institusi keuangan syariah terbanyak di dunia, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah.

Potensi ini sekaligus tantangan bagi bangsa Indonesia. Pengembangan ekonomi dan keuangan syariah harus dilakukan secara inovatif guna meraih manfaat maksimal bagi kemajuan Indonesia.

Jika dikelola dan dimanfaatkan dengan optimal, potensi tersebut diyakini akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian nasional.

Penguatan peran dan kontribusi ekonomi dan keuangan syariah akan mendukung kemandirian ekonomi nasional. Hal ini sejalan dengan visi Asta Cita yang dicetuskan oleh Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Perkembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia juga terus menunjukkan tren positif. Pembiayaan yang disalurkan perbankan syariah pada Juli 2024 mencapai Rp597,89 triliun atau tumbuh 11,92 persen year on year (yoy), lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 yang tercatat Rp569,37 triliun.

Berdasarkan laporan dari State of the Global Islamic Economy (SGIE) 2023, di tataran global, ekonomi dan keuangan syariah Indonesia berada pada peringkat ketiga, di bawah Malaysia dan Arab Saudi.

Guna memajukan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah, Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Indonesia atau Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) diselenggarakan secara rutin oleh Bank Indonesia (BI) sejak 2014. Tahun 2024 menjadi penyelenggaraan ISEF ke-11, dengan tema Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah Memperkuat Ketahanan dan Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan.

ISEF merupakan kegiatan tahunan yang terdiri dari dua kegiatan utama yaitu Sharia Economic Forum dan Sharia Fair. Kegiatan forum terdiri dari seminar atau workshop, sedangkan Sharia Fair merupakan outlet bagi pelaku usaha industri halal, pesantren, lembaga keuangan, dan lembaga terkait.

Beragam produk halal unggulan yang dikembangkan dan diciptakan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Tanah Air dipamerkan dalam ISEF sehingga dapat dikenal dan diakses oleh masyarakat luas.

Sebagai rangkaian acara ISEF 2024, juga turut diselenggarakan Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MF) 2024, yang merupakan hasil kolaborasi kuat antara Bank Indonesia, Kementerian Koperasi dan UKM, serta Indonesian Fashion Chamber (IFC) yang menghadirkan 233 desainer nasional dan internasional. Pencocokan bisnis (business matching) juga menjadi bagian dari kegiatan ISEF 2024.

Dengan demikian, ISEF turut menjadi wadah untuk memajukan UMKM dan industri halal dalam satu kesatuan pengembangan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah.

Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, ISEF berperan penting dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia yang tercermin pada semakin terbentuknya ekosistem ekonomi dan keuangan syariah yang terintegrasi, penguatan kelembagaan dan dukungan regulasi dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah baik nasional maupun daerah, dan penguatan leadership di berbagai forum Islamic International Organization.

Jika dibandingkan dengan penyelenggaraan ISEF sebelumnya, terdapat hal baru yang diusung dalam ISEF 2024, antara lain penguatan leadership pada forum internasional, seperti penyelenggaraan 33rd Governing Board (GB) Meeting International Islamic Liquidity Management (IILM), Kolaborasi Internasional High-Level Seminar Eksyar, dan World Zakat & Waqf Forum (WZWF), penguatan kolaborasi event antara ISEF dengan kegiatan berskala nasional dan internasional, serta peningkatan skala penyelenggaraan Indonesia International Halal Chef Competition (IN2HCC) dan Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MF).

Penyelenggaraan ISEF ke-11 merupakan kolaborasi sejumlah lembaga dan mitra strategis ekonomi dan keuangan syariah nasional maupun internasional yang berkomitmen dalam mendukung peran ekonomi dan keuangan syariah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.


Program strategis

Guna mendukung pengembangan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah lebih lanjut, terdapat sejumlah program strategis yang dikembangkan, antara lain penguatan jaminan produk halal melalui implementasi halal traceability, untuk memastikan kehalalan bahan produk mulai dari hulu hingga diterima konsumen.

Selain itu, optimalisasi peran digitalisasi dilakukan untuk memacu kinerja dari sektor ekonomi dan keuangan syariah seperti digitalisasi sistem pembayaran, pemasaran, pelaporan unit bisnis hingga pencatatan keuangan.

Upaya yang juga penting dilakukan adalah peningkatan aliran investasi dan pembiayaan oleh perbankan syariah pada proyek-proyek spesifik, pengembangan produk investasi dengan kekhasan syariah, serta akselerasi peningkatan literasi dan inklusi ekonomi dan keuangan syariah secara kolaboratif dan komprehensif.

Di samping itu, sinergi dalam ekosistem ekonomi dan keuangan syariah nasional juga berperan penting untuk mewujudkan ekonomi yang inklusif, berdaya tahan, dan berkelanjutan.

Penguatan kelembagaan ekonomi dan keuangan syariah juga terus dilakukan guna mencapai visi Indonesia sebagai pusat halal dunia pada 2024. Salah satunya dengan pembentukan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS).

KDEKS menyelaraskan kebijakan ekonomi syariah antarotoritas di tingkat daerah untuk percepatan pengembangan ekonomi syariah Indonesia serta memperkuat inklusivitas perekonomian daerah.

Menurut Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti, perlu memacu ekonomi dan keuangan syariah melalui sinergi erat dengan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) dan berbagai pemangku kepentingan.

Bank Indonesia senantiasa berperan sebagai akselerator, inisiator, dan regulator dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang meliputi koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan mendorong percepatan program eksyar, memprakarsai inovasi program pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, seperti pemberdayaan ekonomi pesantren, serta perumusan dan penerbitan ketentuan sesuai kewenangan.

Ke depan, akselerasi ekonomi dan keuangan syariah perlu didukung dengan perluasan akses pembiayaan, literasi keuangan, dan penguatan multiplier effect ekonomi dan keuangan syariah sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru.

Optimalisasi digitalisasi sebagai kunci pertumbuhan ekonomi yang inklusif diharapkan memperkuat pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah di seluruh wilayah Indonesia.

Pada gilirannya, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang tangguh akan dapat mengantarkan Indonesia mewujudkan ketahanan ekonomi nasional, termasuk saat menghadapi dinamika dan ketidakpastian global.

Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2024