“Teman-teman dari Bakti itu menargetkan ada 20.000 terminal di tahun ini,” kata Direktur Utama PT Satelit Nusantara Tiga, Heru Dwikartono di Kupang, Rabu sore.
Hal itu disampaikan di sela-sela mendampingi Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid saat meninjau Stasiun Bumi Satelit Satria di desa Bolok, Kabupaten Kupang.
Dalam pemaparannya kepada Menkomdigi, dia mengatakan bahwa saat ini jumlah penerima sinyal atau terminal yang sudah tersebar di seluruh wilayah di NTT mencapai 18.501 unit.
Baca juga: Menkomdigi kunjungi NTT cek akses internet dan dialog dengan pelajar
Baca juga: SATRIA-2 dipastikan tetap dirancang sebagai "twin satellite"
Jumlah tersebut tidak hanya menyebar di kantor pemerintahan saja, tetapi juga tersebar di kawasan wisata, pusat kegiatan masyarakat dan lainnya.
Dia merinci untuk untuk kantor pemerintahan terdapat 3.744 unit penguat sinyal, di lokasi wisata 105 unit, pelayanan kesehatan 923 unit, dan pelayanan usaha 96 unit.
Selain itu tersebar juga untuk pendidikan mencapai 12.635 unit penguat sinyal, pertahanan dan keamanan 411, pusat kegiatan masyarakat 318 unit, tempat ibadah 254 unit dan transportasi publik 15 unit.
Saat ini pendistribusian penerima sinyal itu tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Di pulau Sumatera jumlah mencapai 5.515 unit, Kalimantan 2.267 unit, Sulawesi 2.814 unit, Maluku Utara 359 unit, Papua 689 unit, Jawa 4.152 unit, Bali Nusra 2.204 unit dan terakhir Maluku 276 unit.
“Saat ini juga teman-teman Bakti masih terus menyebarkan terminal ke sejumlah lokasi atau titik yang sudah ditentukan untuk penguatan internet,” ujar dia.
Satria I yang sudah beroperasi per awal tahun 2024 itu bertujuan untuk percepatan koneksi di wilayah 3T.
Baca juga: BAKTI jelaskan strategi lanjutan optimalkan pemanfaatan SATRIA-1
Baca juga: Satgas BAKTI laporkan capaian penuhi penugasan dari Menkominfo
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024