Berdasarkan rilis pers Kedubes AS di Jakarta yang diperoleh ANTARA pada Rabu (30/10) disebutkan bahwa program pertukaran profesional yang disponsori oleh pemerintah AS itu akan membawa para pemuda tersebut ke lima kota di AS selama tiga pekan.
Selama program berlangsung, para peserta akan berinteraksi dengan perwakilan AS dari pemerintah federal dan lokal, akademisi, organisasi masyarakat, serta kelompok agama dan etnis.
Pertukaran tersebut merupakan bagian dari aktivitas setahun yang diselenggarakan oleh Kedubes AS di Jakarta dan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia untuk merayakan dan semakin memperkuat kemitraan AS-Indonesia yang telah berlangsung selama 75 tahun.
Pada 25 Oktober, sebelum berangkat ke Washington, kesepuluh peserta itu mengikuti acara pelepasan bersama Duta Besar AS untuk Indonesia Kamala Shirin Lakhdhir dan perwakilan Kemlu di kediaman Duta Besar.
"Sepuluh Duta Muda ini akan membantu memperkaya dan memperluas hubungan antarmasyarakat yang menjadi fondasi kemitraan AS-Indonesia yang kuat,” kata Duta Besar Kamala.
“Mereka akan membantu menentukan 75 tahun berikutnya dari hubungan AS-Indonesia seiring kedua negara memperdalam kerja sama yang didasari nilai-nilai keragaman, demokrasi, dan kemakmuran bersama," tambah dia.
Setelah beberapa hari di Washington, DC, para peserta akan menuju Boston, di Massachusetts; Concord di New Hampshire; Detroit di Michigan; dan Seattle di Washington.
Pada Hari Pemilu AS pada 5 November, mereka akan mengunjungi tempat pemungutan suara di New Hampshire untuk mengamati proses pemungutan suara, mengeksplorasi nilai-nilai demokrasi yang dianut oleh AS dan Indonesia, yang merupakan negara demokrasi terbesar kedua dan ketiga di dunia.
Dalam rangka memperingati satu tahun pengumuman Kemitraan Strategis Komprehensif AS-Indonesia, pertukaran tersebut akan menyoroti aspek politik, sosial, dan ekonomi dari kemitraan tersebut.
Pertukaran tersebut juga untuk menunjukkan rasa hormat bersama terhadap keberagaman etnis dan agama; dan menghubungkan peserta dengan lembaga akademis dan inovator di AS; serta memfasilitasi dialog visi bersama untuk kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
"Saya berharap dapat memahami lebih dalam tentang hubungan Indonesia-AS, merasakan budaya AS secara langsung, memperoleh wawasan sebanyak mungkin dari para pembicara, dan terlibat dalam percakapan yang bermakna,” kata salah satu peserta bernama Savira Ramadhanti.
"Saya yakin program ini akan meningkatkan pemahaman saya tentang berbagai perspektif," katanya.
Kesepuluh peserta tersebut merupakan alumni dari English Access Scholarship Program (Access) Departemen Luar Negeri AS, sebuah program yang menawarkan pelatihan bahasa Inggris dan memperluas peluang pendidikan dan karier bagi pemuda kurang mampu di 80 negara di seluruh dunia.
Sejak 2007, hampir 4.500 pemuda Indonesia di lebih dari 42 kota di Indonesia telah lulus dari program Access.
The International Visitor Leadership Program (IVLP) merupakan program pertukaran profesional utama dari Deplu AS, yang menawarkan pengetahuan langsung tentang masyarakat, budaya, dan politik AS, serta membangun hubungan profesional selama tiga minggu di Amerika Serikat.
Setiap tahun, hampir 5.000 pengunjung internasional dari seluruh dunia berkunjung ke AS melalui IVLP. Hingga kini, terdapat lebih dari 2.900 alumni IVLP dari Indonesia.
Baca juga: AS perkuat hubungan kesiapsiagaan bencana dengan Indonesia
Baca juga: Kedubes AS dorong pemuda RI perdalam pemahaman hubungan kedua negara
Pewarta: Katriana
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2024