Jakarta (ANTARA News) - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum ikut memberikan suara pada Pemilu Presiden 2014. Ia mencoblos di rumah tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi Jakarta, Senin.
Anas menggunakan hak pilihnya bersama 17 orang tahanan KPK lain di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 18 kelurahan Karet, Setiabudi.
Ditanya pilihannya ia mengaku memilih presiden yang pasti menang.
"Nanti kalau sudah selesai quick count diumumkan, itulah yang saya pilih, biasanya yang saya pilih yang menang," kata Anas.
Anas yang menjadi terdakwa dalam dugaan penerimaan hadiah dari sejumlah proyek-proyek pemerintah dan tindak pidana pencucian uang itu, juga mengingatkan kepada wartawan yang menunggu di depan rutan KPK untuk tidak mempengaruhi pemilih.
"(Di surat undangan pemilih) nggak ada nomornya, tidak boleh loh mempengaruhi pemilih," ungkap Anas sambil menunjukkan surat undangan pemilihnya.
Sedangkan pesaingnya untuk mendapatkan kursi ketua umum Partai Demokrat, Andi Alifian Mallarangeng tidak berkomentar mengenai nomor pasangan capres dan cawapres yang dipilihnya.
Andi yang mengenakan kemeja biru berbahan denim tersebut hanya bersalaman dengan para petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS).
Ada 18 orang tahanan yang menggunakan hak pilihnya di TPS di dalam rutan KPK yaitu mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq; mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia Budi Mulya; mantan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan, Syahrul R Sampurnajaya; mantan Wakil Rektor Universitas Indonesia Tafsir Nurchamid; mantan Kepala PT Nindya Karya Cabang Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darusalam Heru Sulaksono; bupati Biak Yesaya Sombuk. Mereka dibawa dari rumah tahanan Detasemen Polisi Militer (Denpom) Guntur Kodam Jaya
Selanjutnya ada mantan anggota Komisi II DPR dari fraksi Partai Golkar Chairun Nisa; advokat Susi Tur Andayani; serta direktur PT Kaltim Parna Industri (KPI) Artha Meris Simbolon; mantan ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar; mantan Menpora Andi Alifian Mallarangeng; orang dekat Luthfi Hasan, Fathanah dan Bupati Bogor Rachmat Yasin.
Masih ada pemilik PT Masaro Radiokom Anggoro Widjojo yang terlibat dalam pemberian suap dalam pengadaan Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT) di Departemen Kehutanan, Anas Urbaningrum; Direktur utama PT Citra Mandiri Metalindo Abadi (CMMA) Budi Susanto; Direktur PT Papua Indah Perkasa Teddy Renyut yang diduga menyuap Bupati Biak dan terakhir adalah pengusaha Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan.
Proses pencoblosan berlangsung singkat yaitu mulai pukul 09.15 hingga 09.45 WIB. Hasil suara tersebut akan dibawa ke TPS 18 kelurahan Karet.
"Awalnya ada 21 orang pemilih, tapi 3 orang sudah dipindah ke Bandung jadi totalnya ada 18 orang yang memilih di rutan KPK," kata anggota KPPS TPS 18 Sutrisno.
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014