Ini lebih dari sekadar listrik, ini adalah cahaya harapan bagi kami
Manado (ANTARA) - Saat memasuki Desa Tanah Putih, Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, perjalanan terasa seperti menjelajahi ke dalam lukisan nan indah.

Jalanan yang diapit oleh deretan pohon kelapa yang melambai lembut diterpa angin, menambah suasana segar yang menyambut setiap pengunjung.

Panorama indah menyambut dengan deretan pohon kelapa yang menjulang tinggi. Masyarakat di sini dikenal sebagai petani kelapa dan nelayan.

Setiap pagi, suara ombak dan aktivitas warga mewarnai irama kehidupan sehari-hari. Petani dengan cekatan memanen kopra, sedangkan para nelayan berangkat ke laut, mencari ikan di perairan yang kaya akan sumber daya.

Dengan luas wilayah sekitar 450 hektare, Desa Tanah Putih menyimpan pesona alam dan budaya yang memikat.

Salah satu daya tarik utama Desa Tanah Putih adalah hutan mangrove yang membentang di sisi barat desa. Ekosistem ini tidak hanya menjadi pelindung pantai dari abrasi, tetapi juga rumah bagi berbagai jenis fauna. Wisatawan dapat menjelajahi keindahan mangrove dengan perahu, merasakan ketenangan dan keaslian alam yang jarang ditemukan di tempat lain.

Semakin mendekat ke pusat desa, aroma masakan tradisional mulai tercium, memikat selera. Anak-anak berlarian di halaman, tawa mereka menggema, menciptakan atmosfer ceria yang terasa menular.

Mereka lalu berhenti sejenak, melambaikan tangan kepada setiap kendaraan yang melintas, seolah mengundang siapa pun untuk bergabung dalam kebahagiaan mereka.

Di tengah desa, berdiri rumah-rumah sederhana, warga setempat menyapa ramah, menampilkan budaya keramahan yang kental.

Papan nama "Desa Tanah Putih" terpampang jelas, menjadi tanda bahwa tempat ini bukan sekadar lokasi, melainkan sebuah komunitas yang kaya akan nilai dan tradisi.

Tanah Putih bukan sekadar desa. Ia adalah tempat di mana mimpi dan harapan bertemu. Di sinilah perjalanan baru dimulai, di mana setiap cahaya baru menjadi simbol perubahan bagi setiap jiwa yang tinggal di dalamnya.

Leni Kalundas, nenek berusia 64 tahun, duduk di teras rumahnya yang sederhana di Tanah Putih, Kecamatan Likupang Barat.

Sejak tahun 1979, rumahnya belum teraliri  listrik. Selama bertahun-tahun, Leni dan keluarganya mengandalkan penerangan dari tetangga, hanya seberkas cahaya yang sering kali membuat mereka merasa terasing di malam hari.

Setelah menanti lama dengan sepenuh harapan, Leni mendengar tentang program "Light up the Dream" dari PLN.

Ia tak kuasa menahan haru ketika namanya diumumkan sebagai salah satu penerima sambung listrik gratis. Dengan daya 900 VA, impiannya yang selama ini terpendam segera terwujud.

Hari yang dinanti pun tiba, Leni bergabung dalam kegiatan simbolis penyalaan listrik secara nasional melalui aplikasi rapat virtual. Tak lagi sunyi

Saat layar menyala, ia melihat wajah-wajah gembira dari berbagai penjuru negeri, tapi hatinya hanya tertuju pada satu tujuan yakni rumahnya.

Ketika listrik mengalir ke rumahnya, Leni tidak bisa menahan air matanya.

Leni mengucapkan terima kasih banyak kepada perusahaan setrum itu yang sudah memberikan bantuan kepada keluarganya. Dengan suara bergetar, Leni mengungkapkan rasa syukurnya karena mimpinya selama puluhan tahun terjawab.

Sekarang, malam di rumah Leni tidak lagi sunyi dan gelap, cahaya lampu menemani setiap aktivitas dan keluarganya, menebar suasana hangat dan penuh kehidupan.

Leni merasakan kenyamanan baru, yakni sebuah kebanggaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Ia menceritakan betapa berartinya listrik bagi keluarganya.

"Kini, kami bisa berkumpul lebih lama, belajar bersama, dan merayakan momen-momen indah. Ini lebih dari sekadar listrik, ini adalah cahaya harapan bagi kami," tambahnya.

Leni Kalundas, dengan semangat baru, kini menjalani hidupnya dengan cara yang berbeda. PLN tidak hanya mengalirkan listrik ke rumahnya, tetapi juga menghidupkan kembali impian dan harapan yang selama ini terpendam.

Dalam rangka Hari Listrik Nasional (HLN) Ke-79, suasana di Desa Tanah Putih dipenuhi antusiasme dan harapan baru. PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sulawesi Utara, Tengah, dan Gorontalo menggelar program "Light up the Dream," di mana 125 pelanggan baru menerima sambungan listrik gratis.

Program ini adalah hasil donasi pegawai BUMN itu dan mencerminkan komitmen mereka untuk menciptakan akses listrik yang merata bagi masyarakat.

Di tengah keramaian, General Manager PLN UID Sulutenggo, Atmoko Basuki, menjelaskan betapa pentingnya program ini. “Setiap sambungan listrik membawa kisah baru dan harapan,” ujarnya.

Kehadiran listrik akan membawa kesejahteraan bagi keluarga prasejahtera yang selama ini belum menikmati fasilitas ini.

Acara penyalaan listrik dihadiri oleh Camat Likupang Barat, Maykel Mario Parengkuan, dan Hukum Tua Desa Tanah Putih, Ramsey Kakondo.

Saat listrik menyala, wajah-wajah warga berseri-seri, menandakan harapan yang baru terbit. Lampu-lampu yang menyala membawa kehangatan dan kehidupan ke dalam rumah-rumah mereka.

Masyarakat berkumpul, mengabadikan momen bersejarah ini dengan senyuman lebar.

Dengan adanya cahaya, mereka dapat merencanakan masa depan yang lebih cerah, dan impian yang dulunya hanya sebatas angan kini mulai terwujud.

PLN juga memperkenalkan Aplikasi PLN Mobile, yang memudahkan warga mengakses layanan kelistrikan, menjadikan hidup mereka semakin praktis dan efisien.

"Light up the Dream" bukan hanya tentang listrik, melainkan tentang menciptakan keadilan sosial dan harapan baru bagi setiap keluarga.

Makna dari program itu, setiap sambungan listrik menjadi simbol perjalanan menuju kesejahteraan, dan Desa Tanah Putih kini bersinar lebih terang dari sebelumnya.

Camat Likupang Barat Maykel Mario Parengkuan memberikan apresiasi PLN yang telah mewujudkan salah satu impian besar warga, yaitu menghadirkan listrik gratis di Likupang, daerah superprioritas yang menjadi salah satu permata wisata Sulawesi Utara.

Listrik ini bukan sekadar penerangan. Ini adalah jembatan menuju kesejahteraan yang lebih baik, menuju kehidupan yang lebih nyaman.

Bayangan tentang kehidupan malam yang lebih cerah, usaha kecil yang bisa beroperasi lebih lama, hingga anak-anak yang bisa belajar dengan tenang tanpa takut kekurangan cahaya, kini terasa lebih nyata.

Editor: Achmad Zaenal M

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024