Kalau inovasi ini kan kita masih buat dengan pengendali untuk mengirim sinyal ke kapal. Ke depan tanpa pengendali
Surabaya (ANTARA) - Inovasi alat pemurni air laut dari limbah minyak karya siswa SMAN 5 Surabaya meraih tiga penghargaan di ajang bergengsi The Macao International Innovation & Invention Exposition (MiiEX) beberapa waktu lalu.
Tim beranggotakan Devan Ahmad Hernofernanda, Nazmy Shaleh Arvandanish Zavier, Rafif Salman, Aditya Ahmad, Wafy Saleh dan Syauqi Nabil Ahmad meraih Gold Medal MiiEX; Special Award Diploma of Excellence dan Gold Medal dari Technical University Romania; dan Special Award The Best International Invention Award dari Hong Kong Dream Technology and Innovation Society.
Baca juga: Punya Fasilitas Lengkap, Pegadaian Dukung Peningkatan Inovasi dan Kreativitas Mahasiswa Melalui TGCL
"Sea OSPOD 'Oils Spill Purification and Observation Device Based on Drone and Autonomous Surface Vehicle Mapping with Superoleophilic and Superhydrophobic Mesh atau alat pemurni air laut kami ciptakan dari membaca beberapa artikel majalah dan jurnal terkait permasalahan minyak yang ada di laut," kata Ketua tim SMAN 5 Surabaya Devan Ahmad Hernofernanda di Surabaya, Rabu.
Dalam penerapannya, alat inovasi ini menggunakan jaring superoleofilik yang berfungsi untuk menangkap air dan superhidrofobik yang memiliki sifat takut air.
"Jadi kami gunakan mess yang di-couting dengan zinc-outside untuk menangkap minyak tapi tidak menangkap air dan puli diameter dioksin," katanya.
Selanjutnya Devan dan tim menggunakan drone untuk mengidentifikasi minyak di laut. Drone akan mengirim sinyal ke kapal jika ada minyak di laut. Kemudian kapal akan bergerak membersihkan minyak.
Meski penelitian menggunakan studi kasus di laut, namun, guna melihat efektifitas alat yang dibuat, Devan membuat kolam laut buatan dengan pH yang disesuaikan dengan air laut asli.
Pembuatan kolam laut buatan ini bekerjasama dengan Sekolah Robot Indonesia. Sementara untuk tempat uji laboratorium pihaknya bekerjasama dengan ITS. Dari hasil ujicoba di kolam buatan tersebut, Devan menyebut alat bisa mereduksi hingga 100 persen dengan metode box counting.
Untuk sampai berhasil, Devan dan tim harus menemukan algoritma yang sesuai. algoritma ini untuk mengidentifikasi minyak yang ada di laut.
Ke depan, Devan mengungkapkan untuk pengembangan lanjutan identifikasi dengan menggunakan drone akan dialihkan menjadi autopilot.
"Kalau inovasi ini kan kita masih buat dengan pengendali untuk mengirim sinyal ke kapal. Ke depan tanpa pengendali," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Aries Agung Paewai menyampaikan apresiasinya terhadap prestasi yang diraih siswa SMAN 5 Surabaya tersebut. Apalagi prestasi terus diraih para pelajar Jawa Timur tidak hanya di kancah nasional tapi juga internasional.
"Saya sampaikan selamat kepada anak-anakku. Terus semangat untuk terus berinovasi dan mengukir prestasi," ujar dia.
Diungkapkan Aries, budaya inovasi terus ditumbuhkan di kalangan pelajar di Jawa Timur. Terbukti banyak catatan prestasi diraih oleh para pelajar. Salah satunya yang ditorehkan siswa SMAN 5 Surabaya ini. Bahkan bersaing ketat dengan negara-negara unggulan seperti Romania.
"Kita terus mendukung budaya inovasi ini tumbuh di kalangan pelajar. Budaya berpikir untuk menemukan solusi dari permasalahan yang ada di masyarakat. Dengan pembiasaan ini anak juga akan berpikir kritis dalam melihat persoalan yang terjadi di masyarakat dan mampu menyelesaikan persoalan ini," tuturnya.
Pria yang juga Pj Wali Kota Batu ini juga berujar jika pihaknya terus mendorong agar ide-ide inovasi baru atau pengembangan dari inovasi sebelumnya terus tercetuskan di kalangan pelajar. Sebab, jika banyak penelitian muda, siswa akan lebih siap bersaing saat Indonesia Emas nanti.
Baca juga: BRIN-universitas di Taiwan bahas interaksi manusia-AI pada era inovasi
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024