Kupang (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid melakukan kunjungan kerja perdananya ke daerah terdepan, tertinggal, terluar (3T) dengan melakukan dialog santai dengan generasi muda yang merupakan murid serta guru di SMPN 6 Amarasi, Desa Amarasi, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kedatangan Meutya itu bertujuan untuk melihat langsung pemanfaatan layanan Akses Internet (AI) dari Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) dan sekaligus untuk mendengarkan dan menyapa penerima manfaat layanan tersebut.

"Saya senang bisa ke sini, karena belum ada menteri-menteri kemarin yang ke sini. Jadi pastinya kalau datang yang pertama akan terkenang di hati adik-adik," kata Meutya dalam diskusi dengan siswa dan guru SMPN 6 Amarasi, NTT.

Baca juga: Pakar UI: Era AI dan keamanan data jadi tantangan Menkomdigi baru

Kedatangan Meutya disambut hangat oleh Kepala SMPN 6 Amarosi Hendrik Arnold Mau serta para siswa dan dirinya pun diberikan tenun khas Desa Amarosi.
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid berdialog dengan siswa dan guru sebagai penerima manfaat dari akses internet BAKTI Aksi di SMPN 6 Amarosi, Desa Amarosi, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (30/10/2024). ANTARA/Livia Kristianti/am.


Sebagai perwakilan dari SMPN 6 Amarosi, Hendrik mengatakan kehadiran layanan internet dari BAKTI di sekolahnya telah membantu mereka dalam sebulan terakhir untuk mengakses layanan digital secara langsung di sekolah.

Terutama untuk guru, penyelesaian tugas-tugas yang terintegrasi dengan sistem Kurikulum Merdeka yang membutuhkan internet menjadi lebih mudah karena akhirnya dapat diakses langsung setelah sebelum-sebelumnya tidak ada akses internet sama sekali di lokasi itu.

Bagi para siswa akses internet itu juga sangat membantu karena akhirnya untuk pertama kalinya mereka bisa menjalani secara langsung Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) di sekolahnya dan tidak perlu menumpang fasilitas di sekolah lain.

"Dengan hadirnya jaringan BAKTI Aksi, kami akhirnya bisa melakukan pembelajaran dengan teknologi. Apalagi dengan Kurikulum Merdeka, semua hal berbasis aplikasi dan dulu kami guru dan siswa gak bisa akses internet. Memang ini baru ada sebulan, tapi akhirnya kami bisa ANBK mandiri dengan jaringan internet di sekolah kami," kata Hendrik.

Baca juga: Wapres terima Menkomdigi Meutya Hafid

Baca juga: Menkomdigi: Peran pemuda bangun sektor digital bawa kemajuan bangsa

Baca juga: Menkomdigi instruksikan efisiensi dan inovasi untuk transformasi baru

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024