"Dimulai sahur, jangan terlalu banyak makan makanan mengandung karbohidrat dengan indeks glikemik tinggi," ujarnya dalam media gathering salah satu merek produk elektronik, di Jakarta, Selasa.
Tirta mengungkapkan, makanan yang indeks glikemik tinggi dapat menaikkan gula darah secara cepat sehingga membuat tubuh cepat merasa lapar.
Sebaliknya, ia menyarankan kita mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah, seperti nasi merah, kentang atau ubi.
Kemudian, menurut dia, saat sahur sebaiknya kita mengonsumsi makanan yang mengandung protein, atau mencampur protein dengan serat, serta tidak mengonsumsi makanan berlemak secara berlebihan.
Sementara itu, saat berbuka, Tirta mengungkapkan agar seseorang sebaiknya mengonsumsi makanan yang mengandung glikemik tinggi, seperti kurma, agar gula darah cepat naik.
"Saat berbuka, jangan kalap. Pilih makanan mengandung karbohidrat dengan indeks glikemik tinggi seperti kurma, agar gula darah lebih cepat naik. Enggak usah takjil yang aneh-aneh," katanya.
Di samping itu, menurutnya, kita juga harus memperhatikan porsi makanan yang kita konsumsi. Saat puasa sebailknya kita mematuhi aturan porsi nutrisi yang telah disarankan, yakni setengah piring untuk sayuran dan buah, seperempat piring untuk karbohidrat, seperti nasi atau kentang, dan seperempat piring sisanya untuk protein dan lemak.
Indeks glikemik adalah ukuran seberapa besar efek suatu makanan yang mengandung karbohidrat dapat meningkatkan kadar gula darah setelah dimakan. Makanan dengan indeks glikemik tinggi adalah makanan yang cepat dicerna dan diserap sehingga kadar gula darah akan meningkat dengan cepat secara signifikan.
Sebaliknya, makanan dengan indeks glikemik merupakan makanan yang lebih lambat dicerna tubuh sehingga peningkatan kadar glukosa dan insulin dalam darah akan terjadi secara perlahan-lahan.(*)
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014