Mataram (ANTARA) - Figo Alief Akbar menatap tajam ke arah layar laptop yang menampilkan diagram uji dyno skuter matik berwarna hitam pada bengkel konversi sepeda motor listrik yang berada dalam lingkungan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 3 Mataram di Kota Mataram.
Tangan kiri siswa kelas XII itu bertumpu pada behel jok belakang, sedangkan tangan kanannya memegang bodi kanan sepeda motor. Mata Figo cekung dan memerah ketika mengamati data satuan kecepatan perputaran mesin yang bergerak dinamis.
"Sekarang motor sedang diuji, apakah tenaganya sesuai standar atau tidak dan apakah ada kerusakan atau tidak. Kalau tidak ada masalah, sepeda motor hasil konversi dinyatakan aman dan siap jalan," ujarnya, saat ditemui di sela kesibukan mengikuti lokakarya konversi sepeda motor di SMKN 3 Mataram, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, 16 Oktober 2024.
Skuter matik yang sedang dikerjakan itu adalah unit percontohan untuk lokakarya konversi sepeda motor. Total ada enam unit skuter matik yang berada di dalam bengkel, namun hanya tiga unit yang saat itu menjadi barang percontohan untuk diutak-atik siswa.
Figo sudah dua kali mengikuti program pelatihan konversi sepeda motor berbahan bakar minyak menjadi sepeda motor listrik.
Kegiatan pelatihan pertamanya berfokus hanya bongkar dan pasang mesin pada Desember 2023. Kemudian, pelatihan kedua berlangsung pada Oktober 2024, lebih spesifik terhadap standar operasional prosedur hingga memproduksi bagian-bagian tertentu untuk kebutuhan konversi, seperti kabel bodi.
Dari dua pelatihan tersebut, kini pemuda berusia 18 tahun itu semakin memahami seluk beluk konversi energi yang ada pada kendaraan roda dua. Sepeda motor listrik lebih mudah ditangani ketimbang sepeda motor konvensional berbahan bakar bensin karena mesinnya tidak terlalu rumit.
Komponen terpenting sepeda motor listrik adalah baterai dan controller yang berfungsi mengatur aliran daya listrik ke baterai.
Figo bergeming mendengarkan pemaparan gurunya yang menjelaskan tentang setiap komponen kendaraan listrik hasil konversi. Dia mencermati kalimat demi kalimat yang terucap dari gurunya tanpa memedulikan suhu udara hari itu yang mencapai angka 33 derajat Celcius.
Paham masalah
Pada 14-17 Oktober 2024, SMKN 3 Mataram menggelar lokakarya konversi kendaraan listrik yang diikuti oleh 60 peserta. Kegiatan itu terbagi ke dalam tiga sesi, yang masing-masing sesi diikuti oleh 20 peserta.
Pada hari pertama pelatihan, mereka mendapatkan pengetahuan tentang regulasi, legalitas dokumen, dan tujuan utama pemerintah menggalakkan program konversi kendaraan skala nasional.
Sementara materi praktik mencakup penataan jalur kabel kendaraan listrik, proses konversi energi dari bensin ke listrik, serta uji dyno guna mengukur performa kendaraan yang telah selesai konversi.
Pihak sekolah berharap bisa memberikan keterampilan dan wawasan baru kepada peserta pelatihan, yang didominasi siswa sekolah vokasi, agar kelak mereka mampu menangani kendaraan listrik yang kini semakin digandrungi masyarakat.
Sepeda motor listrik, terutama hasil konversi, tidak lagi mengeluarkan suara bising dan tidak menghasilkan emisi dari corong knalpot. Nada rendah terdengar samar dari mesin dinamo yang memutar roda.
Lima peserta pelatihan yang juga merupakan siswa sekolah vokasi terlihat mengerumuni skuter matik yang parkir di pojok barat bengkel. Seorang pria berkemeja putih dengan celana dan sepatu kets hitam, perlahan menghampiri mereka.
Dia adalah Rezal Muchin Jasin, guru yang kesehariannya mengajar kelas otomotif di SMKN 3 Mataram. Rezal menggenggam lembaran kertas yang harus diisi dengan data-data hasil pemeriksaan sepeda motor listrik.
Kelima siswa itu sedang dilatih mengidentifikasi unit sepeda motor hasil konversi untuk memastikan daya listrik mengalir dengan benar dari baterai ke komponen dinamo berbekal alat ukur listrik multimeter digital. Setiap angka yang muncul pada alat ukur harus dicatat.
Kasus sepeda motor listrik umumnya unit mati total, unit hidup, tetapi tidak merespons, dan powerdrop atau penurunan daya. Masalah yang sering muncul pada produk kendaraan hasil konversi adalah controller rusak.
Teknologi kendaraan listrik masih tergolong baru, sehingga belum begitu mumpuni. Pabrikan komponen controller masih terus melakukan riset agar produknya semakin awet.
Pada 2023, dari 34 unit sepeda motor hasil konversi yang dikerjakan siswa SMKN 3 Mataram, ada lima unit yang rusak pada bagian controller. Komponen itu mendapatkan garansi dari pabrikan dan diganti baru.
SMKN 3 Mataram berupaya menciptakan kesempatan untuk para siswa bagaimana cara mengubah sepeda motor berbahan bakar minyak menjadi sepeda motor listrik dan sekaligus mencetak tenaga-tenaga ahli kendaraan listrik di masa depan.
Setelah mampu mengidentifikasi masalah sepeda motor konversi, tahapan selanjutnya adalah penggantian komponen-komponen yang mengalami kerusakan. Siswa vokasi harus bisa membongkar-pasang sepeda motor konversi tanpa kekeliruan.
Pembelajaran lain yang juga didapatkan siswa adalah uji dyno menggunakan dinamometer yang terhubung ke perangkat komputer untuk mengetahui tenaga, torsi, dan kecepatan tertinggi yang bisa dicapai oleh sepeda motor. Pengujian itu dilakukan guna mengidentifikasi masalah yang mungkin terlewat melalui pemeriksaan fisik saat masih berada di bawah atap bengkel.
Ketika jarum jam melewati angka 12, siswa-siswa yang tadi asyik bergelut dengan sepeda motor konversi, satu per satu mulai meninggalkan bengkel. Mereka menyebar ke berbagai tempat di SMKN 3 Mataram, ada yang kembali ruang kelas, kantin, maupun mushala.
Punya sertifikat
Sejak tahun 2021 sampai hari ini, ragam aktivitas konversi kendaraan, baik roda empat maupun roda dua yang dilakukan SMKN 3 Mataram selalu mendapat dukungan penuh dari PT PLN (persero) UIP Nusa Tenggara, melalui aksi korporasi.
Sekolah yang telah berdiri sejak tahun 1962 itu memiliki bengkel konversi motor listrik yang sudah bersertifikat tipe B dari Kementerian Perhubungan. Itu adalah bengkel konversi pertama di wilayah timur Indonesia.
Sebagai bengkel konversi motor listrik binaan PLN, SMKN 3 Mataram sudah melatih 60 orang di Nusa Tenggara Barat. Para peserta pelatihan sudah memiliki sertifikat teknisi kendaraan listrik.
Kepala SMKN 3 Mataram Sulman Haris menuturkan pihaknya kini memiliki dua sekolah imbas dalam program konversi motor listrik, yaitu SMKN 1 Jonggat (Lombok Tengah) di Nusa Tenggara Barat dan SMK Santo Aloisius Ruteng (Manggarai) di Nusa Tenggara Timur.
Status bengkel tipe B hanya bisa melakukan konversi sepeda motor, sedangkan bengkel tipe A tidak hanya konversi, melainkan juga bisa melakukan kendali mutu terhadap sepeda motor hasil konversi yang telah memiliki surat uji tipe (SUT) konversi.
SMKN 3 Mataram kini berupaya naik tingkat agar bengkel konversinya menjadi tipe A, sehingga produk motor hasil konversi tidak lagi dikirim ke Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB) di Bekasi, Jawa Barat, sebelum diserahkan kepada pelanggan.
Syarat untuk menjadi bengkel konversi tipe A, di antaranya memiliki teknisi kompeten bersertifikat dan rutin menggelar pendidikan serta pelatihan. SMKN 3 Mataram ingin agar generasi muda Nusa Tenggara Barat tidak menjadi penonton dalam era transisi kendaraan bermotor dan netralitas karbon, tetapi turut serta menjadi pemain.
Itulah mengapa lokakarya konversi lebih banyak diikuti oleh siswa kelas XII agar mereka memiliki nilai tambah ketika lulus dari sekolah. Apalagi pabrikan-pabrikan kendaraan kini sudah mulai memproduksi kendaraan listrik skala besar.
Sistem Informasi Bantuan Pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Roda Dua (Sisapira) menyebut data penyaluran sepeda motor di Indonesia mencapai 11.532 unit pada tahun 2023 dan kini telah mencapai 49.000 unit per 30 Oktober 2024. Hal itu memperlihatkan ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai roda dua perlahan sudah mulai terbentuk di masyarakat.
Melalui pendidikan dan pelatihan yang dilakukan sekolah vokasi, para lulusannya kelak diharapkan bisa masuk ke sektor industri dengan bekal pengetahuan praktis. Bahkan, mereka juga bisa membangun bengkel sendiri yang mampu menangani, tidak hanya sepeda motor konvensional, tetapi juga sepeda motor listrik.
Karakteristik pendidikan vokasi yang fokus terhadap penguasaan keahlian terapan adalah upaya menyiapkan tenaga ahli profesional yang dapat mendukung tercapainya target Indonesia Emas 2045.
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2024