Beijing (ANTARA) - Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS yang baru saja berakhir, negara-negara Global South dan emerging market mendiskusikan berbagai isu penting, seperti perdamaian dan stabilitas dunia, reformasi tata kelola global, pembangunan, dan struktur keuangan internasional.
Dinamika perkembangan BRICS dan pertumbuhan keanggotaannya mencerminkan permintaan adanya sebuah platform alternatif untuk membahas isu-isu global.
Perubahan keseimbangan kekuatan dan makin besarnya potensi ekonomi negara-negara berkembang membutuhkan representasi kelembagaan di kancah global maupun dalam mekanisme tata kelola global. Pembentukan BRICS sebagian besar merespons permintaan ini.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS yang baru saja berakhir di Kazan, Rusia, sekali lagi menunjukkan pengaruh dan suara Global South yang semakin besar serta signifikansi mekanisme BRICS.
Dalam KTT tersebut, negara-negara Global South dan emerging market mendiskusikan berbagai isu penting, seperti perdamaian dan stabilitas dunia, reformasi tata kelola global, pembangunan, dan struktur keuangan internasional.
Penting untuk dicatat bahwa BRICS tidak ditujukan untuk melawan partisipan mana pun dalam komunitas global. Sebaliknya, BRICS memenuhi fungsi penting untuk menegaskan kedaulatan negara-negara anggota, berbagi pandangan tentang dasar-dasar politik tatanan dunia.
BRICS menegaskan komitmennya untuk mempertahankan peran sentral Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam sistem internasional. Kehadiran Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sekali lagi menekankan bahwa dunia membutuhkan platform untuk berdialog.
Pembangunan kian menjadi prioritas dalam agenda BRICS, dengan fokus yang kuat pada penyempurnaan mekanisme di dalam New Development Bank (NDB). Hal yang perlu diperhatikan dalam KTT ini adalah pembentukan platform investasi baru, yang memanfaatkan infrastruktur NDB.
Rencana dan proyek-proyek yang ada saat ini, yang dibarengi dengan meningkatnya minat dari negara-negara lain, menunjukkan bahwa BRICS memiliki potensi yang sangat besar untuk mengatasi ketidakseimbangan pembangunan yang telah terakumulasi selama 80 tahun terakhir.
Negara-negara juga berusaha mengatasi ketidakseimbangan dalam arsitektur keuangan internasional. Dominasi dolar memberikan kebebasan yang tidak semestinya kepada Barat untuk menekan perekonomian-perekonomian berdaulat demi kepentingan politik dan ekonominya sendiri. Dalam hal ini, menyimpang dari jalur yang ada dan mengarahkan arus keuangan melalui sistem yang terlindungi perlu dilakukan.
Ke depannya, guna meningkatkan keandalan dan keamanan pasokan komoditas utama, pembentukan bursa komoditas independen, yang beroperasi dengan mata uang nasional, dan langkah bertahap untuk menjauh dari kurs silang dolar tampak menjanjikan.
BRICS juga dapat mengalami penguatan lebih lanjut di bidang interaksi kemanusiaan dan budaya, terutama di tingkat universitas, lembaga penelitian, dan kalangan akademis, yang akan memperkuat hubungan horizontal di antara para elite intelektual yang memengaruhi proses pengambilan keputusan di setiap negara.
Meskipun ada pemahaman yang sama tentang arah menuju dunia yang adil dan aman, penting untuk mendiskusikan dasar-dasar peradaban dalam dunia multipolar ini.
Pengembangan metodologis dari dasar-dasar tatanan dunia multipolar, klarifikasi konsep, atau pembentukan kerangka kerja konseptual baru untuk menggambarkan prinsip-prinsipnya akan membantu mencegah konflik di masa depan dan semakin meningkatkan daya tarik mekanisme BRICS di panggung dunia.
=====
Victoria Fedosova adalah wakil direktur Institut Penelitian dan Prakiraan Strategis di Universitas Persahabatan Rakyat Rusia.
Pandangan yang diungkapkan dalam artikel ini adalah pandangan penulis dan tidak mencerminkan pandangan Kantor Berita Xinhua.
Pewarta: Victoria Fedosova/Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024