Meksiko (ANTARA News) - Sebanyak tiga nelayan Meksiko yang selama sembilan bulan pernah hanyut di Samudra Pasifik di perahu kecil dan hanya makan burung laut serta ikan mentah untuk bertahan hidup akan memperoleh sedikit-dikitnya 3,8 juta dolar Amerika Serikat (AS), usai mereka menyerahkan kisahnya untuk dibuat film.
Ketiga orang itu --semuanya nelayan yang mengatakan mereka sangat miskin, sehingga tak mampu membeli perahu yang lebih baik atau alat modern untuk menangkap ikan-- telah menandatangani kontrak untuk menjual kisah mereka kepada satu perusahaan yang berpusat di Atlanta, AS, kata seorang pejabat Pemerintah San Blas, Silverio Aspericueta.
San Blas adalah kota nelayan tempat ketiga orang tersebut memulai perjalanan panjang mereka di lautan.
Perusahaan film
Ezekiel 22 merundingkan hak eksklusif selama delapan tahun untuk memasarkan kisah tiga nelayan itu ke perusahaan filmnya, penerbit buku dan pedagang, sehingga pembayaran akhirbisa lebih tinggi lagi, kata Silverio Aspericueta.
"Uang sebanyak 3,8 juta dolar itu, kata mereka, dapat berlipat-ganda. Itu adalah dasar. Itu masih berupa kesepakatan awal," kata Aspericueta, bagian dari tim pejabat federal, negara bagian dan kotapraja yang memimpin perundingan atas nama para nelayan, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Reuters.
Ketiga orang itu dikhawatirkan hilang ketika perahu mereka yang terbuat dari serat fiber menghadapi masalah di Pantai Pasifik, Meksiko, November 2005.
Saat keluarga mereka kehilangan harapan bahwa mereka masih hidup, mereka hanyut lebih dari 8.000 kilometer, sebelum diselamatkan oleh kapal penangkap ikan tuna Taiwan pada Agustus 2006 di dekat wilayah terpencil Kepulauan Marshall di Pasifik Selatan.
Ketiga orang itu mampu bertahan hidup dengan menangkap burung dan ikan untuk mereka makan dan meminum air hujan, dan kadangkala meminum air seni mereka sendiri.
Mereka mulanya menghadapi pemeriksaan, karena sebagian orang meragukan pernyataan mereka bahwa mereka bermaksud menangkap ikan hiu ketika mereka berangkat dari satu kota kecil, yang selama ini dikenal pula sebagai jalur utama penyelundupan obat bius.
Namun, pemerintah federal tak menemukan bukti bahwa mereka penyelundup.
Aspericueta mengatakan,
Ezekiel 22 sedang berunding dengan beberapa perusahaan film, termasuk Warner Brothers dan Paramount Pictures. Namun, perusahaan yang berpusat di Atlanta (AS) itu belum dapat dimintai komentar.
Lokasi yang mungkin untuk pembuatan film tersebut meliputi Hawaii, Los Angeles dan kota kecil yang tak terlalu menarik, yakni San Blas, desa nelayan miskin tempat ketiga pria tersebut pertama kali berangkat di Meksiko.
"Kami jadi terkenal hanya dalam waktu singkat," kata Aspericueta dari San Blas. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006