Jakarta (ANTARA News) - Parcel berisi satu set cangkir keramik menjadi cenderamata paling diminati masyarakat di bulan Ramadhan 1435 Hijriah ini.
Ditemui di kawasan Cikini, sejumlah penjual parcel mengaku tahun ini, parcel berisi aneka keramik lebih banyak dipesan daripada bingkisan aneka makanan.
"Dalam sehari jika sedang beruntung maka 20 parcel keramik bisa dibuat untuk para pembeli dadakan atau yang sudah menjadi langganan," kata Suyanto, penjual parcel musiman di Cikini, Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan, dalam satu paket parcel yang dijualnya berisi enam cangkir dan satu teko keramik. "Supaya penampilan lebih berwarna, biasanya saya menambahkan botol sirup dan biskuit serta pita," ujarnya.
Menurut dia, cangkir dan teko keramik yang dijualnya punya standar yang baik. Biasanya keramik yang digunakannya dipesan dari distributor di Jakarta Kota.
"Saya tidak bisa sebut merek... tapi saya sudah pesan untuk membeli keramik dengan standar baik," ujarnya sembari menunjukkan salah satu paket bingkisan Lebaran yang dibuatnya.
Dibandingkan dengan tahun lalu, kata Suyanto, pesanan parcel keramik tahun ini lebih tinggi.
Meskipun juga menjual parcel berisi makanan, namun yang terjual hanya satu atau dua paket saja dalam sehari, sementara bingkisan keramik bisa mencapai lebih dari 10.
Dia menuturkan sebagian langganannya adalah perusahaan besar seperti bank-bank yang bisa memesan hingga 100 paket parcel keramik. "Yah meskipun musiman, tapi saya bisa mengantongi sekitar Rp50 juta selama bulan Ramadhan ini," katanya,
Suyanto menjual paket parcel keramik dengan kisaran harga Rp250 ribu yang terdiri dari tiga cangkir keramik, hingga Rp1 juta.
Sementara itu, Noni, salah satu penjual parcel keramik juga menjelaskan hal serupa. Di tokonya, Noni mengatakan parcel keramik biasa dijual dengan kisaran harga Rp800 ribu per paket.
"Untuk parcel keramik toko saya, hanya diisi oleh satu set cangkir teh, biasanya terdiri dari enam cangkir keramik," ujarnya dan menambahkan setidaknya dalam sehari lima pembeli memesan parcel keramik bikinan tokonya.
Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014