Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Pengawas Pemilu Provinsi Riau mulai mengawasi ekstra ketat potensi politik uang oleh oknum tertentu dengan berkedok paket Ramadhan untuk mengantisipasi kecurangan menjelang hari pencoblosan Pemilu Presiden pada 9 Juli.

"Hal ini dilakukan agar pelaksanaan Pilpres mendatang akan berjalan aman dan lancar, dan juga tidak mencederai bulan suci Ramadhan," kata Ketua Bawaslu Riau Edy Syarifuddin kepada wartawan di Pekanbaru, Selasa.

Ia mengatakan instruksi untuk mewaspadai politik uang berkedok paket bantuan Ramadhan sudah disebarkan hingga jajaran terbawah.

Hari pemungutan suara Pilpres pada 9 Juli, yang bertepatan dengan bulan puasa, tidak tertutup kemungkinan dimanfaatkan oleh tim pemenangan pasangan Capres dan Cawapres untuk memenangkan simpati masyarakat dengan cara politik uang lewat bagi-bagi paket Ramadhan.

"Memang agak dilema bagi kita untuk menentukan apakah paket yang dibagikan bisa masuk unsur politik uang. Namun, kita sudah berkomitmen untuk memperketat pengawasan," ujar Edy.

Ia mengaku telah mengintruksikan jajarannya untuk tidak segan menindak tim sukses Capres/Cawapres yang kedapatan membagikan paket Ramadhan yang dinilai masuk katagori politik uang. "Kalau dalam paket itu terdapat kartu nama, logo maupun stiker Capres tertentu, maka hal itu bisa ditindak," tegasnya.

Ia mengatakan, Bawaslu tidak akan tinggal diam apabila menemukan paket Ramadhan disertai ajakan terang-terangan seperti dalam bentuk stiker atau selebaran yang diselipkan dalam paket Ramadhan.

"Kami jelas tidak bisa membenarkan karena sudah masuk kategori politik uang dan akan segera menindaknya," tegasnya.

Bawaslu Riau juga akan terus mengawasi dan mewaspadai kemungkinan ada tokoh dari tim pemenangan Capres/Cawapres yang memanfaatkan ceramah di masjid dan gereja dengan meyelipkan ajakan memilih pasangan tertentu.


Pewarta: FB Anggoro
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014