Shevardnadze (86) memimpin negeri kelahirannya Georgia pada awal pascakemerdaan negara itu sebelum digulingkan oleh demonstrasi jalanan.
Mantan pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev, yang telah memilih Shevardnadze sebagai menteri luar negerinya, mengungkapkan kesedihannya atas meninggalnya sang teman.
Dia melukiskan Shevardnadze sebagai orang luar biasa nan berbakat yang telah berbuat banyak untuk reunfikasi damai Jerman dan mengakhiri perlombaan senjata nuklir.
"Dia selalu cepat menemukan cara terhubung dengan orang yang berbeda, dengan generasi muda dan generasi tua. Dia punya karakter cemerlang, seorang bertemparemen Georgia," katanya menunjuk pribadi Shevardnadze.
Mantan menteri luar negeri AS James Baker menyebut Shevardnadze sahabat yang membantu membentuk era pasca Perang Dingin.
"Shevardnadze akan selalu mendapatkan tempat terhormat dalam sejarah karena dia dan Mikhail Gorbachev menolak mendukung penggunaan kekkuatan untuk mempertahankan imperium Soviet," kata Baker.
"Dia pribadi yang elegan dan berbicara lemah lembut...Dia sahabat saya kepada saya punya hubungan spesial," kata dia.
Sementara Menteri Luar Negeri AS John Kerry menghormati Shevardnadze atas upayanya mengakhiri Perang Dingin dan memajukan perundingan senjata nuklir, serta menjamin kedaulatan Georgia selagi menjadi presiden.
Tetapi tidak semua orang memuji peran Shevardnadze.
"Tentu saja dia adalah tokoh sejarah, tapi dia milik orang yang akan dicatat sejarah sebagai penghancur Uni Soviet, calo pihak Barat," kata deputi ketua Partai Komunis Rusia Ivan Melnikov.
Presiden Rusia Vladimir Putin yang pernang mengatakan disintegrasi Soviet sebagai bencana geopolitik terbedar pada abad 20 menyampaikan duka cita kepada keluarga dan rakyat Georgia, demikian Reuters.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014